Presiden Minta Bandar dan Pengedar Narkotika Dihukum Berat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Joko Widodo meminta bandar dan pengedar narkotika di wilayah Indonesia dihukum seberat mungkin sebagai bentuk komitmen terhadap pemberantasan narkoba.
"Hukum sekeras-kerasnya pada bandar dan pengedar narkotika," kata Presiden Jokowi, Selasa (27/6/23). Dia juga memerintahkan agar upaya rehabilitasi bagi pecandu narkotika ditingkatkan.
Jokowi meminta seluruh elemen agar memperkuat ketahanan keluarga dan masyarakat dan meningkatkan kesadaran tentang bahaya narkotika yang dimulai sejak dini.
"Mari jadikan Hari Anti Narkotika Internasional tahun ini sebagai momentum untuk semakin memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika," tegas Presiden Jokowi.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose menyatakan bahwa BNN RI akan menindak tegas setiap pihak yang berusaha terlibat dalam peredaran gelap narkotika.
"Kami akan berantas betul bandar-bandar narkoba, tetapi kami akan tingkatkan juga masalah rehabilitasi dan bagaimana kita mensosialisasikan, terutama pada usia dini. Kompilasi acara pada malam hari ini adalah gabungan dari kegiatan yang sudah dilakukan oleh BNN RI dalam menyampaikan pesan kepada dunia internasional bagaimana seriusnya bangsa kita menghadapi permasalahan narkotika," kata Komjen Pol. Petrus Reinhard.
Petrus Reinhard mengungkap, ada banyak strategi yang digunakan oleh BNN dalam memberantas narkotika yakni strategi soft power approach, hard power approach, smart power approach and cooperation. Dari beberapa strategi tersebut BNN tetap mengutamakan opsi untuk melakukan tindakan pencegahan.
"Kami lebih mengutamakan soft powerdari pada hard power approach.Kami akan lebih bagaimana menyelamatkan dengan program-program yang menyentuh masyarakat akar rumput," kata Petrus Reinhard.
Berkaitan dengan narkotika yang dominan di Indonesia, ganja tercatat masih mendominasi di antara narkotika jenis lainnya. Namun demikian, keberadaan narkotika jenis baru lainnya juga menjadi perhatian serius semua pihak.
"Narkotika di Indonesia yang terbanyak masuk adalah metamfetamina, kemudian ganja, tetapi secara keseluruhan yang terbanyak pengguna adalah Cannabis sativa(ganja), kemudian metamfetamina atau cristal, tetapi juga kita akan mengantisipasi karena masuknya heroin, kokain," kata Petrus Reinhard.
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...