Presiden Minta Humas Pemerintah Bergerak Cepat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menginstruksikan divisi hubungan masyarakat (humas) yang berada di kementerian maupun lembaga non kementerian cepat merespons memberikan informasi. Presiden tidak ingin mendengar masyarakat mengeluh karena kesulitan menemui pegawai yang bekerja di divisi humas.
“Jangan membalikkan dan jangan lagi saya mendengar bahwa masyarakat menemui humas saja sulit. Padahal kita yang harus mencari mereka (masyarakat) untuk memberikan informasi,” ucap Presiden Jokowi pada pertemuan pada pertemuan dengan humas kementerian dan lembaga non kementerian, serta BUMN di Istana Negara, Kompleks Istana Presiden, hari Kamis (4/2).
Lebih jauh, Presiden Jokowi meminta seluruh informasi pekerjaan pemerintah maupun BUMN dapat disampaikan dengan baik ke publik. Presiden meminta divisi humas memiliki inovasi terbaru dalam menyampaikan informasi. “Tinggalkan pola-pola lama,” katanya.
Presiden Jokowi mengambil contoh, misalnya Kredit Usaha Rakyat (KUR), bahwa terjadi penurunan suku bunga 22 sampai 23 persen menjadi 11 sampai 12 persen, bahkan tahun 2016 ini akan diturunkan lagi menjadi 9 persen. Menurutnya, informasi tersebut penting dan harus disampaikan kepada masyarakat. Bahkan, masyarakat juga harus tahu cara mendapatkan KUR.
“Bagaimana masyarakat akan tahu jika tidak diinformasikan, karena KUR diperlukan masyarakat. Beri tahukanlah juga cara mendapatkan KUR kepada masyarakat,” ucap Presiden Jokowi.
Hal lainnya adalah tentang penenggelaman kapal yang menangkap ikan secara ilegal. Presiden Jokowi meminta jangan hanya berita kapalnya saja yang diangkat. Tapi jelaskan divisi humas harus menginformasikan bahwa pemerintah telah bertindak tegas dalam menghadapi kapal penangkap ikan ilegal.
Di bidang perminyakan, Presiden Jokowi mengambil contoh, divisi humas harus menginformasikan cara pemerintah membubarkan Petral yang telah ada selama puluhan tahun.
“Harus ada penjelasan karena merupakan sesuatu yang sangat besar sekali. Kenapa Petral bubar dan akhirnya rakyat dapat apa?,” kata Presiden Jokowi.
Penting Libatkan Masyarakat
Presiden Jokowi menekankan pentingnya melibatkan masyarakat. Presiden memberi contoh cara baru dalam berkomunikasi, misalnya dengan mulai melibatkan masyarakat dalam program pemerintah maupun BUMN, misalnya apa nama jalan tol, bandara atau pelabuhan.
Untuk itu, Presiden juga meminta agar humas-humas yang ada di kementerian, lembaga, dan BUMN bergerak lebih cepat dan lebih memiliki kepekaan dalam memberikan informasi kepada masyarakat. “Sampingkanlah ego sektoral. Depankanlah kebersamaan dan sinergi. Jangan hanya fokus pada masalah-masalah yang ada di kementeriannya saja,” ucap Presiden.
Terlebih lagi saat ini, Presiden mengingatkan bahwa kita kini memasuki era persaingan dan kompetisi. Kompetisi yang dihadapi adalah kompetisi antarnegara. Untuk itu, Presiden mengingatkan pentingnya persepsi yang disampaikan humas-humas kementerian dan lembaga non kementerian maupun BUMN.
“Apa goal terakhir dari persepsi sebuah image? Ingin ada trust (kepercayaan) dari rakyat, dari dunia,” ucapnya.
Presiden Jokowi juga menjelaskan bahwa persepsi positif suatu negara diperlukan untuk menunjukkan bahwa negara itu layak menjadi tujuan pariwisata dan investasi. Contohnya, saat terjadi peristiwa ledakan bom pada beberapa minggu yang lalu. Respons saat itu, sangat bagus sekali, sehingga rakyat tidak takut dan langsung bergerak.
Upaya bersama seperti itu sangat diperlukan. Presiden menjelaskan bahwa tujuan utama dari teroris adalah menimbulkan ketakutan. “Begitu ada pernyataan rakyat tidak takut, negara tidak takut. Responsnya hampir bersamaan. Dan diapresiasi baik dari dalam dan luar negeri. Terutama kecepatan TNI dan Polri serta masyarakat,” ujar Presiden.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...