Presiden: Negara Menjamin Hak Minoritas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan semua pihak bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Pernyataan tersebut disampaikan dalam rangka pidato kenegaraannya menyambut HUT ke 68 Proklamasi Kemerdekaan RI di gedung DPR/MPR RI Jakarta, Jumat (16/8).
“Kita harus memaknai kemajemukan ini sebagai anugerah, sekaligus kewajiban untuk mengelolanya secara bijak. Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, kita perlu terus memperkuat toleransi. Kita harus terus mencegah terjadinya benturan dan kekerasan komunal, yang akan mengganggu ketenteraman hidup masyarakat dan kesatuan bangsa kita,” kata Kepala Negara.
Presiden juga menyatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan bagi seluruh warga negara Indonesia untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan agamanya masing-masing dan menjamin hak-hak minoritas. Hal itu disampaikan mengingat adanya intoleransi yang sering terjadi belakangan ini.
“Seluruh warga negara, apa pun latar belakang sosial dan budayanya, memiliki harkat dan kehormatan yang sama. Dalam perspektif berbangsa, tugas kita adalah merawat dan menjaga kemajemukan itu, seraya memperkuat persatuan nasional,” ujar SBY.
Presiden SBY juga menghimbau seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk menumbuhkan rasa toleransi terhadap perbedaan yang lebih lagi dalam kehidupan bermasyarakat. Ia menambahkan pula bahwa kita tidak bisa menghilangkan perbedaan. Perbedaan itu sendiri adalah ciri masyarakat yang majemuk. Yang bisa dihilangkan adalah bagaimana caranya kita mengatasi perbedaan tanpa konflik yang berujung pada kekerasan.
Menanggapi radikalisme dan ekstrimisme yang terjadi di berbagai daerah maupun di dunia, presiden SBY berharap bahwa bangsa Indonesia mampu mengelola kemajemukan. Menurutnya, hal-hal yang diperlukan untuk mengatasi semuanya itu adalah sinergi, kerja sama yang baik antar pemerintah, pemimpin agama, tokoh masyarakat dan masyarakat luas.
Dalam pidatonya, Presiden juga mengajak seluruh lapisan masyarakat maupun pemerintahan untuk mengutamakan dialog, menghindari benturan, tindak kekerasan, dan menumbuhkan solidaritas sosial yang dibangun berdasarkan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan yang universal.
“Mari kita ciptakan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Itulah gambaran yang saya percaya, merupakan sendi-sendi paling penting dalam membangun Indonesia yang maju dan berkeadaban, kuat dan bersatu,” tukas Kepala Negara. (setkab.go.id)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...