Presiden Prancis: Lebanon Perlu Reformasi Atau Terus Menderita karena Krisis
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM- Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan Lebanon sedang menghadapi krisis politik dan ekonomi, dan bahwa negara itu akan terus menderita kecuali negara itu menjalankan reformasi.
Macron berbicara kepada wartawan di Beirut, setelah pesawatnya mendarat pada awal kunjungan resmi menyusul ledakan gudang mematikan di ibu kota Lebanon, Beirut, pada Selasa (4/8).
Emmanuel Macron tiba di Lebanon hari Kamis (6/8) untuk kunjungan dukungan singkat menyusul ledakan di pelabuhan Beirut yang menewaskan lebih dari 145 orang, 5.000 terluka dan menyebabkan kerusakan luas.
Dia ditemui di luar pesawat oleh Presiden Lebanon, Michel Aoun. Kunjungannya dua hari setelah ledakan yang mengguncang negara yang sedang berjuang menghadapi inflasi, pengangguran massal dan meningkatnya kemiskinan. (Reuters/AFP)
Diakhirnya Rezim Korup
Macron mengunjungi jalan-jalan di Beirut yang hancur, dan kerumunan orang menuntut diakhirinya "rezim" politisi yang mereka salahkan karena korupsi dan menyeret Lebanon ke dalam bencana.
“Saya melihat emosi di wajah Anda, kesedihan, rasa sakit. Inilah mengapa saya di sini," katanya kepada satu kelompok, sambil berjalan di jalan yang dipenuhi puing-puing dan diapit oleh toko-toko dengan jendela pecah.
Macron, yang mengenakan dasi hitam saat berkabung dan diapit oleh penjaga keamanan, berjanji untuk mengirim lebih banyak bantuan medis dan lainnya ke Lebanon, sementara orang-orang di sekitarnya meneriakkan "Revolusi!" dan "Rakyat menginginkan jatuhnya rezim."
“Tapi yang juga dibutuhkan di sini adalah perubahan politik. Ledakan ini seharusnya menjadi awal dari era baru,” kata Macron. Dia melakukan tur tak lama setelah tiba pada kunjungan pertama ke Lebanon oleh seorang pemimpin asing sejak ledakan itu.
Membebaskan Lebanon
Macron mengatakan dia akan menyampaikan "kebenaran" kepada pemerintah yang menurut Prancis dan donor Barat lainnya harus mereformasi politik dan ekonomi negara. Dan seorang lelaki memberi tahu Macron: "Kami berharap bantuan ini akan diberikan kepada rakyat Lebanon, bukan para pemimpin yang korup."
"Bapak Presiden, Anda di Jalan Genderal Gouraud, dia membebaskan kami dari (kekaisaran) Ottoman (Turki). Bebaskan kami dari otoritas saat ini,” kata satu orang di antara kerumunan yang berkumpul di sekitarnya, memohon untuk bantuan dari bekas kekuatan kolonial Lebanon.
Beberapa kerumunan, yang difilmkan oleh laporan di distrik ibu kota yang mayoritas beragama Kristen, berteriak: "Pak Macron, bebaskan kami dari Hizbullah,” mengacu pada kelompok Muslim Syiah yang didukung Iran, pemain kuat di negara di mana loyalitas politik sering berjalan di sepanjang garis sektarian.
Setelah mengunjungi apotek yang rusak akibat ledakan, Macron mengatakan kepada orang banyak: “Saya mengerti kemarahan Anda. Saya di sini bukan untuk menulis cek kosong... kepada rezim." (Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...