Tim WHO Ke China Selidiki Asal Usul COVID-19
JENEWA SATUHARAPAN.COM-Sebuah tim dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan ke China untuk menyelidiki asal-usul virus COVID-19 dan melakukan "diskusi ekstensif" serta bertukar pikiran dengan para ilmuwan di Wuhan, kota di mana wabah pertama kali terdeteksi, kata seorang juru bicara mengatakan pada hari Selasa (4/8).
Pembicaraan mereka termasuk pembaruan pada penelitian kesehatan hewan, katanya. China menutup pasar satwa liar di Wuhan pada awal wabah, sehari setelah menemukan beberapa pasien adalah pedagang dan pemasok.
WHO mengatakan virus itu kemungkinan besar berasal dari kelelawar dan mungkin memiliki "inang" hewan perantara lainnya. Hasil penyelidikan WHO sangat ditunggu-tunggu oleh para ilmuwan dan pemerintah di seluruh dunia, termasuk dari Washington, yang melobi keras untuk misi tersebut. Administrasi Trump menuduh WHO sebagai terlalu China sentris dan berencana untuk memutuskan keanggotaan di badan PBB itu dalam penanganan pandemi tersebut.
"Tim tersebut melakukan diskusi ekstensif dengan rekan-rekan China dan menerima pembaruan tentang studi epidemiologi, analisis biologis dan genetik, serta penelitian kesehatan hewan," kata Christian Lindmeier. Dia mengatakan itu termasuk diskusi video dengan ahli virologi dan ilmuwan Wuhan.
Beberapa Masalah Kritis
Misi tiga pekan sebelumnya yang terdiri dari dua spesialis di bidang kesehatan hewan dan epidemiologi ditugaskan untuk meletakkan dasar bagi tim yang lebih luas, termasuk para ahli China dan internasional. Mereka akan berusaha menemukan bagaimana virus yang menyebabkan COVID-19 melompati penghalang spesies dari hewan ke manusia.
Namun Lindmeier tidak memberikan perincian tentang waktu atau komposisi misi yang lebih luas. Kerangka acuan untuk misi yang lebih luas telah dibuatbersama otoritas China dalam bentuk draft, katanya, dan belum tersedia untuk umum.
Komposisi tim pasti sensitif, karena pengecualian pakar Amerika Serikat akan menjadi kontroversial. Pertanyaan lain adalah tingkat akses yang diberikan oleh Beijing.
Presiden AS, Donald Trump, Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo, mengatakan patogen itu mungkin berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, meskipun mereka tidak memberikan bukti untuk ini dan China membantahnya. Para ilmuwan dan agen intelijen AS mengatakan itu muncul di alam.
Kepala kedaruratan WHO, Mike Ryan, mengatakan pada hari Senin bahwa kejutan mungkin terjadi. "Fakta bahwa alarm itu dipicu (di Wuhan) tidak berarti bahwa di situlah penyakit itu berpindah dari hewan ke manusia," katanya. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...