Presiden Prancis Prihatin pada Situasi Hong Kong dan Muslim Uighur
PARIS, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengungkapkan keprihatinan yang mendalam tentang situasi di Hong Kong dan hak asasi manusia bagi minoritas Muslim Uighur di China dalam pertemuan pada hari Jumat (28/8) dengan diplomat tertinggi pemerintah China, anggota dewan negara, Wang Yi, kata kantornya.
Setelah protes berbulan-bulan, undang-undang keamanan baru diberlalkukan di Hong Kong yang menuai kritik luas di Barat karena membahayakan hak-hak dasar dan kebebasan yang dijanjikan wilayah administratif khusus ketika kembali ke pemerintahan China pada tahun 1997.
Perserikatan Bangsa-bangsa memperkirakan bahwa lebih dari satu juta Muslim Uighur telah ditahan di kamp-kamp di wilayah Xinjiang. China menyangkal adanya penganiayaan dan mengatakan kamp tersebut menyediakan pelatihan kejuruan dan diperlukan untuk melawan ekstremisme. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...