Presiden RI Tanda Tangani Prasasti 2 Abad Kebun Raya Bogor
BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo menandatangani Prasasti 2 Abad Kebun Raya Bogor pada Minggu (11/3/2018) di Tugu 2 Abad Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI (Kebun Raya Bogor). Penandatanganan prasasti tersebut merupakan salah satu bagian penting dari peringatan 2 Abad Kebun Raya Bogor yang berlangsung tahun lalu.
Plt Kepala LIPI, Prof Dr Bambang Subiyanto mengatakan ada beberapa hal yang melandasi perlunya penandatanganan Prasasti 2 Abad Kebun Raya Bogor oleh Presiden RI. “Pertama, berdirinya Kebun Raya Bogor pada tahun 1817 yang menjadi cikal bakal berdirinya institusi-institusi ilmiah di Indonesia merupakan sejarah yang sangat penting bagi Bangsa Indonesia,” katanya, seperti dilansir situs resmi lipi.go.id.
Bambang melanjutkan, Kebun Raya Bogor menjadi bukti dimulainya kesadaran Bangsa Indonesia terhadap pentingnya penerapan ilmu pengetahuan dalam pemanfaatan sumber daya tumbuhan, khususnya untuk kepentingan ekonomi negara. “Hal penting kedua mengapa prasasti perlu ada adalah sejarah membuktikan kehadiran kebun raya ini telah mampu memperbaiki perekonomian negara melalui pengembangan potensi berbagai jenis tumbuhan, termasuk kelapa sawit dan kina,” tuturnya.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Prof Dr Enny Sudarmonowati menyambung, landasan ketiga penandatanganan prasasti, yakni Kebun Raya Bogor LIPI selaku pembina dan pengawas perkebunrayaan di Indonesia berperan sangat signifikan dalam membantu pemerintah daerah dan perguruan tinggi untuk berpartisipasi dalam memperbaiki kualitas lingkungan di Indonesia. “Hingga akhir 2017, Kebun Raya Bogor LIPI telah mengembangkan 37 kebun raya di berbagai daerah di Indonesia,” ia menambahkan.
Untuk landasan keempat, Enny menuturkan, prasasti yang ditandatangani Presiden itu tidak hanya merupakan prasasti sejarah panjang Kebun Raya Bogor, tetapi juga merupakan prasasti keberhasilan Kebun Raya Bogor LIPI dalam mengembangkan flora maskot nasional (Rafflesia patma) secara buatan (di luar habitat alaminya), yang sebelumnya sangat sulit dilakukan dan hanya bisa dilihat di alam liar.
Editor : Sotyati
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...