Presiden Rusia dan Belarusia Tidak Diundang di Pemakaman Kenegaraan Ratu Elizabeth
SATUHARAPAN.COM-Rusia dan Belarusia belum diundang ke pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth pada hari Senin (19/9) pekan depan yang akan dihadiri lebih dari 100 raja, ratu, kepala negara, dan undangan VIP lainnya, kata sumber pemerintah.
Tidak ada negara yang akan diwakili pada upacara di London, setelah invasi Rusia ke Ukraina, menempatkan mereka di antara sekelompok kecil negara yang telah dikecualikan.
Myanmar yang dikelola militer, bekas jajahan Inggris, dan Korea Utara juga telah dilecehkan, kata sumber itu tanpa menyebut nama.
Pemakaman Elizabeth II di Westminster Abbey pekan depan akan menjadi acara diplomatik besar yang menimbulkan tantangan keamanan dan protokol utama bagi penyelenggara di Istana Buckingham dan di pemerintah Inggris.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengkonfirmasi dia akan hadir, dan dilaporkan telah diberi izin untuk tiba dengan limusin kepresidenan lapis bajanya, yang dikenal sebagai The Beast.
Sebuah dokumen perencanaan yang bocor pekan ini menyarankan bahwa para pemimpin lain harus naik bus ke Westminster Abbey.
Tetapi penyelenggara sejak itu mengklarifikasi bahwa para pemimpin sekutu terdekat Inggris akan menggunakan transportasi mereka sendiri.
Ini termasuk Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, serta Kaisar Jepang, Naruhito, yang diperkirakan akan melakukan perjalanan luar negeri pertamanya sejak naik takhta pada 2019.
"Ini akan menjadi waktu yang sangat sibuk dan kami yakin bahwa para pemimpin dunia dan lainnya yang terbang akan menyadari ini akan menjadi waktu yang menantang dan situasi yang tidak biasa," kata seorang juru bicara pemerintah, hari Selasa (12/9).
Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pesan belasungkawa yang hangat setelah kematian Ratu Elizabeth, Kamis lalu, dengan mengatakan bahwa dia “berhak menikmati cinta dan rasa hormat rakyatnya serta otoritas di panggung dunia.” Tapi dia dengan cepat mengesampingkan menghadiri pemakaman.
Baik Rusia dan Belarusia memiliki kedutaan besar di London, meskipun hubungan diplomatik telah merenggang hingga titik putus karena invasi Kremlin ke Ukraina, yang diluncurkan dengan dukungan dari Presiden Belarus, Alexander Lukashenko.
Para pemimpin negara juga dikenai larangan bepergian sebagai bagian dari sanksi Inggris yang diberlakukan sejak invasi ke Ukraina. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...