Presiden Soroti Pemilik Media Yang Berpolitik
BENGKULU, SATUHARAPAN.COM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Pers Nasional 2014 di Benteng Marlborough, Bengkulu, hari Minggu (9/2), menyoroti para pemilik media yang berpolitik dan menyalahgunakan medianya untuk kepentingan sendiri.
"Hegemoni dan kontrol dari kekuasaan terhadap kehidupan demokrasi itu buruk. Saya harus mengatakan sama buruknya dengan hegemoni dan kontrol pemilik modal pers yang melebihi kepatutan," kata Presiden.
Presiden mengaskan hegemoni dan kontrol pemilik modal merupakan salah satu isu yang mengemuka seiring dengan sejumlah pemilik media yang turut maju dalam arena politik.
Pada peringatan Hari Pers Nasional 2014 tersebut, penyalahgunaan media untuk kepentingan politik para pemiliknya juga menjadi bahasan dan isu utama. Apalagi di tengah tahun politik, mendekati Pemilu 2014.
Selain itu, SBY mengatakan kritik pers terhadap dirinya. "Tiada hari tanpa kritik dan kecaman. Tiada hari tanpa pergunjingan tentang saya dan keluarga saya. Dengan terus dikritik dan diserang justru saya bisa bertahan, saya tidak tergoda untuk menyalahgunakan kekuasaan yang saya miliki. Saya tidak ceroboh mengambil keputusan," kata SBY.
Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia, Margiono, mengatakan, kontrol pemilik media menjadi isu yang panas hingga saat ini. Objektivitas dan independensi media secara utuh terhadap pemiliknya pada kenyataannya sulit diwujudkan. Hal yang bisa diwujudkan adalah semaksimal mungkin objektif dan independen.
"Mengajak objektif betul adalah tidak mungkin. Yang bisa disebut adalah semaksimal mungkin objektif dan independen," kata dia.
Deklarasi Hari Pers Nasional 2014 yang dibacakan oleh Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, juga memuat isu tersebut. "Demi menjaga martabat dan integritas pers yang independen dan fair, pers Indonesia harus dapat menahan diri dan mengenal batas dalam mengampanyekan para pemiliknya yang terjun ke dunia politik," kata dia.
Bagir Manan menambahkan, penggunaan media untuk tujuan - tujuan politik praktis niscaya akan berdampak negatif bagi nama baik media tersebut di mata masyarakat. "Dalam jangka panjang, hal tersebut juga berdampak negatif terhadap martabat pers nasional secara keseluruhan," kata dia. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...