Presiden Sudan Tetap Datangi KAA 2015 Walau Ditentang HRWG
KHARTOUM, SATUHARAPAN.COM - Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir tetap akan datang ke Jakarta menghadiri peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) yang berlangsung 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung. Ia berangkat dari negaranya pada hari Senin (20/4), dan ini akan menjadi perjalanan pertamanya ke luar Afrika atau Timur Tengah dalam empat tahun terakhir.
Reuters melaporkan, Bashir telah mengurangi perjalanan ke luar wilayah tersebut sejak Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court, ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada tahun 2009, yang menuduhnya melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan berkaitan dengan konflik di Darfur.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Sudan, Ali al-Sadiq, dalam keterangannya pada hari Minggu (19/4) mengatakan presiden Sudan akan menghadiri pertemuan puncak KAA.
Sebelumnya, Human Right Watch Group (HRWG) mendesak pemerintah RI membatalkan undangan kepada presiden Sudan. HRWG menyesalkan undangan pemerintah tersebut.
"Perdamaian tidak akan pernah bisa dicapai tanpa adanya upaya penegakan keadilan. Komunitas internasional melalui ICC telah menuntut Presiden Sudan Omar al-Bashir sebagai pelaku kejahatan atas kemanusiaan (crimes against humanity) dan kejahatan perang (war crimes), yang mana pada kurun 2003 di Darfur, Sudan, atas komandonya ratusan ribu orang tewas dalam konflik sosial dan ribuan lainnya terusir dari tempat tinggalnya," kata Rafendi Djamin, Direktur Eksekutif HRWG dalam keterangan persnya, Kamis (9/4).
"Mengundang penjahat kemanusiaan sama artinya dengan mengizinkan kejahatan atas kemanusiaan itu sendiri," tambahnya.
Kunjungan terakhir Bashir ke luar wilayah itu adalah ke Tiongkok pada Juni 2011, meskipun ia terus bepergian ke negara-negara Arab dan Afrika sejak saat itu.
Sebagian besar kunjungan Bashir adalah ke negara-negara non-ICC, seperti Arab Saudi dan Mesir. Indonesia juga bukan negara anggota ICC.
Ia juga telah mengunjungi ke negara-negara anggota yang telah menolak untuk menangkapnya, seperti Nigeria, yang menjadi tuan rumah bagi kunjungan Presiden Sudan pada bulan Juli 2013. ICC tidak memiliki polisi sendiri tetapi bergantung pada negara-negara anggota untuk menahan tersangka.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...