Presiden Tiongkok Akhiri Kunjungan di Inggris
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Tiongkok Xi Jinping mengakhiri kunjungan kenegaraan ke Inggris dan dia menyempatkan diri mengucapkan salam perpisahan dengan Queen Duke of Edinburgh, Ratu Elizabeth di Istana Buckingham, London hari Rabu (22/10).
Dalam perpisahan tersebut Ratu Elizabeth memuji Xi Jinping yang bersedia mengunjungi Inggris. Ratu Elizabeth menanyakan beberapa isu global, termasuk respon Tiongkok yang menangkal munculnya ekstremisme.
Selama di Inggris, Xi Jinping dan Ibu Negara, Peng Liyuan melakukan beberapa aktivitas kenegaraan dan kerja sama dengan berbagai pihak di Inggris.
Kunjungan kenegaraan Xi Jinping ke Inggris bukannya berjalan lancar-lancar saja tetapi ada juga protes dari beberapa organisasi hak asasi manusia yang menyoroti buruknya Tiongkok dalam rekor hak asasi manusia.
Sejumlah kelompok termasuk Amnesty International dan Free Tibet melakukan aksi penolakan kunjungan kenegaraan itu, mulai dari prosesi kedatangan melalui pusat Kota London pada Selasa (20/10).
Beberapa waktu lalu Duta Besar Tiongkok untuk Inggris Liu Xiaoming telah mengadakan jumpa pers di London mengenai kunjungan Presiden Xi Jinping ke Inggris.
Liu Xiaoming menerangkan, kunjungan Xi Jingping ke Tiongkok dalam rangka meningkatkan kemitraan komprehensif Tiongkok-Inggris.
“Justru pada tahun emas, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengadakan kunjungan kenegaraan ke Inggris,” kata Liu.
Menteri Negara Inggris (Minister of State for the Foreign and Commonwealth Office), Hugo Swire dalam jumpa pers di London Senin (19/10) mengatakan kunjungan kenegaraan yang dilakukan Presiden Tiongkok Xi Jinping ke Inggris akan meningkatkan hubungan kemitraan kedua negara dan mendorong hubungan bilateral terus berkembang ke arah positif.
Swire menyatakan sambutan atas kunjungan Xi Jinping ke Inggris. Ini merupakan kunjungan kenegaraan pertama kali yang dilakukan Presiden Tiongkok ke Inggris dalam 10 tahun terakhir.
Aktivitas Xi Jinping di Inggris
Pada hari Rabu (21/10) Xi Jinping dan David Cameron bersepakat membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Hinkley Point, Somerset, Inggris.
Bulan lalu, Menteri Keuangan Inggris George Osborne mengunjungi Tiongkok membicarakan kesepakatan pembangunan PLTN di Hinkley Point ini.
Proyek Hinkley Point telah mengundang perdebatan terkait biaya dan penundaan keputusan investasi serta jangka waktu pembangunannya.
Tidak hanya itu pada Kamis (22/10) Mr Xi dan Duke Of York mengunjungi Inggris perusahaan komunikasi satelit Inmarsat.
Mereka juga menghadiri konferensi dari Institut Konfusianisme, yang diselenggarakan oleh University College London (UCL) Institut Pendidikan. (xinhuanet.com/ bbc.com).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...