Presiden Yaman Ajukan Pengunduran Diri
SANAA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Yaman mengajukan pengunduran dirinya pada Kamis (22/1) setelah terjadi kebuntuan selama sepekan dengan milisi Syiah, tetapi ketua parlemen menolak untuk menerimanya dan menyerukan sidang darurat, kata para pejabat.
Presiden Abdrabuh Mansur Hadi, sekutu utama AS dalam perang melawan Al Qaeda, mengajukan pengunduran diri hanya beberapa jam setelah menerima surat pengunduran diri Perdana Menteri Khalid Bahah dan kabinetnya, kata penasihat presiden Sultan al-Atwani.
Pengunduran diri mereka mengemuka setelah sepekan milisi Syiah, yang telah menguasai sebagian besar ibu kota sejak September lalu, menculik ajudan tinggi Hadi, menyerbu istana dan mengepung kediaman perdana menteri selama dua hari.
Tapi ketua parlemen menolak untuk menerima pengunduran diri Hadi ketika disampaikan oleh ajudannya dan mengimbau untuk diadakan rapat darurat anggota parlemen pada Jumat (23/1), kata seorang pejabat senior kepada AFP.
“Parlemen yang diwakili oleh ketua Yahia al-Rai menolak untuk menerima pengunduran diri presiden dan memutuskan untuk menyerukan rapat luar biasa Jumat (23/1) pagi,” kata pejabat itu, yang berbicara tanpa ingin disebutkan namanya.
Perdana menteri, yang baru dibebaskan dari pengepungan milisi di kediamannya pada Rabu (21/1), mengatakan dalam surat pengunduran dirinya bahwa ia tidak ingin menjadi bagian dari kehancuran negara tersebut.
Bahah mengatakan bahwa dari waktu pencalonannya pada November hingga dikonfirmasi oleh parlemen pada Desember ia telah berusaha untuk melayani negara.
“Namun, situasi berkembang dengan cara yang berbeda dan kami memutuskan untuk menghindari kebijakan yang tidak konstruktif dan tidak menghormati aturan hukum.”
“Oleh karena itu kami mengajukan pengunduran diri kami kepada presiden dan rakyat Yaman, karena kami tidak ingin menjadi bagian dari apa yang tengah terjadi dan apa yang akan terjadi,” ujarnya.
Wilayah Menolak
Sementara itu empat provinsi bagian selatan Yaman, termasuk kota utamanya Aden, pada Kamis mengungkapkan bahwa mereka akan menentang semua perintah militer dari Sanaa setelah Presiden Abdrabuh Mansur Hadi mengundurkan diri.
Komite yeng bertanggung jawab atas urusan militer dan keamanan untuk Aden, Abyan, Lahej dan Daleh, yang setia kepada Hadi, mengatakan mereka mengambil keputusan itu setelah sang presiden, yang berasal dari bagian selatan, mengundurkan diri di tengah konflik mematikan dengan milisi terkait kontrol ibu kota.
Komite tersebut mengerahkan polisi dan pasukan untuk bersiaga di empat provinsi tersebut.
Komite itu meminta mereka untuk hanya menerima perintah dari gubernur provinsi dan komando wilayah militer keempat di Aden, yang pejabatnya setia dengan Hadi.
Mereka mengecam “tragedi tragis di Sanaa dan tuntutan yang benar-benar tidak dapat diterima dari Huthi,” milisi Syiah yang mengontrol sebagian besar ibu kota sejak September.
Bagian selatan yang sebelumnya independen memiliki tiga provinsi lain di bagia timur jauh - Shabwa, Hadramawt dan Mahra. (AFP)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...