Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:34 WIB | Kamis, 22 Agustus 2024

Pria Pakistan Didakwa Terorisme Siber Yang Akibatkan Kerusuhan di Inggris

Dia dituduh menyebarkan misinformasi dari YouTube dan Facebook tentang tersangka remaja Inggris dalam serangan penusukan yang menewaskan tiga gadis dan melukai 10 orang lainnya.
Para demonstran berkumpul di Liverpool, hari Rabu, 7 Agustus 2024 menjelang kelompok anti imigrasi yang berencana untuk menargetkan puluhan lokasi di seluruh negeri setelah sepekan kerusuhan yang dipicu oleh misinformasi atas serangan penusukan terhadap gadis-gadis muda. (Foto: dok. AP)

ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Polisi Pakistan menangkap seorang pria dan mendakwanya dengan terorisme siber atas dugaan perannya dalam menyebarkan misinformasi yang menyebabkan kerusuhan meluas di Inggris awal bulan ini, kata seorang penyidik ​​senior polisi pada hari Rabu (21/8).

Tersangka diidentifikasi sebagai Farhan Asif, 32 tahun, seorang pengembang web lepas, kata Imran Kishwar, wakil inspektur jenderal investigasi di Lahore, ibu kota Provinsi Punjab timur.

Pria itu dituduh menyebarkan misinformasi dari YouTube dan Facebook tentang tersangka remaja Inggris dalam serangan penusukan yang menewaskan tiga gadis dan melukai 10 orang lainnya pada tanggal 29 Juli di sebuah kelas dansa di Inggris Barat Laut.

Informasi palsu tersebut mengklaim bahwa tersangka adalah pencari suaka yang baru saja tiba dan memiliki nama yang menunjukkan bahwa remaja tersebut beragama Islam.

Setelah informasi yang salah tersebut menyebabkan massa yang marah menyerang sebuah masjid di dekat lokasi penusukan keesokan harinya, polisi mengambil langkah yang tidak biasa dengan mengklarifikasi bahwa tersangka lahir di Inggris.

Media Inggris telah melaporkan secara luas bahwa orang tuanya berasal dari Rwanda dan dikatakan memiliki kepercayaan Kristen.

Channel3 Now, sebuah akun di platform media sosial X yang mengaku sebagai saluran berita, adalah salah satu media pertama yang melaporkan nama palsu tersebut, Ali Al-Shakati. Akun Facebook untuk saluran tersebut mengatakan bahwa saluran tersebut dikelola oleh orang-orang di Pakistan dan Amerika Serikat.

Pemimpin redaksi situs tersebut memposting permintaan maaf pada tanggal 31 Juli atas "informasi menyesatkan yang dipublikasikan dalam sebuah artikel baru-baru ini di situs web kami, Channel3 NOW. Kami sangat menyesalkan kebingungan atau ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan." Namun, laporan palsu tersebut disebarluaskan secara luas dan dituding sebagai pemicu kerusuhan selama lebih dari sepekan yang terjadi di seluruh Inggris Raya dan telah menyebabkan lebih dari 1.000 orang ditangkap.

Pihak berwenang menyalahkan agitator sayap kanan karena memicu kerusuhan dengan terus menyebarkan informasi yang salah dan mempromosikan demonstrasi kekerasan secara daring. Dalam konferensi pers di kota Lahore, polisi mengatakan Asif ditangkap di rumahnya di kota itu untuk diinterogasi.

Ia mengatakan Asif mengklaim bahwa ia bukanlah sumber informasi yang salah tersebut, tetapi ia mengunggahnya kembali dari media sosial.

Polisi telah menyerahkan kasus tersebut kepada Badan Investigasi Federal, yang menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan terorisme siber. Tidak jelas apakah Inggris telah meminta ekstradisinya. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home