Produk Susu Terkontaminasi, Perusahaan Meminta Maaf
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Fonterra, perusahaan eksportir susu terbesar yang berbasis di Selandia Baru, meminta maaf kepada pelanggan berkaiatan dengan ditemukannya produk yang terkontaminasi dan bisa menyebabkan batulisme.
Pada hari Senin (5/8) pihak perusahaan menyatakan telah menemukan bakteri dalam beberapa produk yang dapat menyebabkan botulisme, bentuk akibat yang berbahaya dari keracunan makanan.
Akibatnya, China yang merupakan konsumen terbesar produk susu dari perusahaan tersebut telah melarang impor susu bubuk dari Selandia Baru, karena khawatir terjadinya botulisme.
Pihak perusahaan mengatakan produk itu terkontaminasi konsentrat protein whey, dan telah diekspor ke China, Malaysia, Vietnam, Thailand dan Arab Saudi. Bahan itu juga digunakan dalam produk termasuk susu bubuk untuk bayi dan minuman olahraga.
Dalam media briefing di Beijing, chief executive Fonterra, Theo Spierings, mengatakan bahwa keamanan pangan adalah prioritas utama perusahaannya. "Kami benar-benar menyesal tentang bahaya dan kecemasan yang disebabkan oleh masalah ini," katanya.
"Kami benar-benar mengerti ada kekhawatiran pada orangtua dan konsumen lain di seluruh dunia. Orangtua memiliki hak untuk tahu bahwa gizi bayi dan produk susu lainnya tidak berbahaya dan aman."
Tindakan Pencegahan
Di China, Spierings mengatakan bahwa produk dari dua perusahaan, Coca-Cola Co. dan perusahaan makanan China, Wahaha, aman karena selama pemrosesan untuk produk yang digunakan kedua perusahaan, bakteri akan mati.
Minuman protein yang diproduksi Vitaco Health Group Ltd yang berbasis di Auckland sebagai pelanggan lain Fonterra, disebutkan tidak terpengaruh karena alasan yang sama.
Sebuah perusahaan ketiga di China untuk makanan bayi, Dumex Baby Food Co Ltd, anak perusahaan dari Prancis Danone, telah mengatakan kepada Fonterra bahwa sebanyak 12 batch produk mereka bisa saja terpengaruh, katanya.
Disebutkan bahwa separoh produk itu telah ditarik sebagai tindakan pencegahan, dan separoh lainnya tetap ada di pabrik-pabrik. Dan disebutkan bahwa pihak Fonterra tidak menghadapi larangan atas produknya di China, hanya pembatasan terhadap konsentrat protein whey.
Spierings mengatakan bahwa masalah itu berasal dari pipa di pabrik di Selandia Baru yang jarang digunakan, sehingga pembersihan normal tidak cukup untuk membersihkannya.
Keselamatan Bayi
China telah membatasi impor produk dari Selandia Baru, tapi Spierings mengatakan dia memperkirakan pembatasan akan dicabut segera setelah perusahaan melengkapi penjelasan rinci tentang apa yang salah untuk regulasi di China awal pekan ini.
Keamanan susu formula bayi menjadi isu sensitif di China setelah ditemukan produk susu tercemar oleh kimia melamin dan menyebabkan meninggalnya enam anak dan lebih dari 300.000 anak mual-mual pada tahun 2008.
Otorita kesehatan di Vietnam juga telah memerintahkan penarikan segera dan menghentikan peredaran susu bubuk yang diproduksi oleh Fonterra. Demikian juga dengan pemerintah Moskow mengingat produk Fonterra, termasuk susu formula dan menyarankan konsumen Rusia untuk tidak membeli produk lain perusahaan itu.
Singapura dan Malaysia juga memperingatkan untuk tidak menggunakan beberapa produk susu bayi yang terkait dengan Fonterra sebagai langkah pencegahan.
Sebagai catatan, Fonterra sendiri menyumbang 89 persen produksi susu Selandia Baru pada tahun 2011.
PM Mempertanyakan
Sebelumnya, pada hari Senin, Perdana Menteri Selandia Baru, John Key, mempertanyakan pihak perusahaan; mengapa Fonterra, eksportir susu terbesar di dunia, terlambat memberi peringatan adanya produk yang terkontaminasi.
John Key mengatakan kekhawatiran meningkat setelah serangkaian tes yang dilakukan pada Mei 2012. "Ketika Anda mempunyai perusahaan, perusahaan terbesar kami, merek terbesar kami, eksportir terbesar kami yang adalah unggulan untuk Selandia Baru, dan seluruh bisnis Anda adalah tentang keamanan pangan dan kualitas makanan, maka Anda berpikir dan mengambil sudut pandangan tentang pencegahan, dan jika hasil uji mengatakan adanya keanehan, harus dibuang, sampai benar-benar yakin bahwa hasilnya tepat, "kata Key.
Namun, Spierings membahas hal ini dengan mengatakan bahwa tanda pertama dari masalah hanya muncul ke permukaan setelah tes pada bulan Maret tahun ini. Fonterra mengatakan bakteri berasal dari pipa kotor di pabrik pengolahan untuk konsentrat protein whey. (bbc.co.uk / ria.ru)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...