Protes Berlanjut di Irak, 5 Meninggal dalam Bentrokan
Kedubes AS di Baghdad Kembali Diserang Roket.
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM- Setidaknya 13 orang terluka ketika pasukan keamanan Irak menembakkan gas air mata dan peluru tajam dalam bentrokan dengan demonstran anti-pemerintah, hari Senin (20/1) di Baghdad.
Pasukan ekamanan menemmbakkan gas air mata dan peluru tajam di dekat Jembatan Sinak dan dekat Lapangan Tayaran yang telah menjadi tempat kekerasan dalam beberapa hari terakhir, kata pejabat medis dan keamanan dikutip Baghdad Post.
Sementara itu, media Al Arabiya melaporkan bahwa setidaknya tiga demonstran dan dua polisi tewas dalam bentrokan di Baghdad ketika membubarkan kerumunan massa yang menghalangi jalan.
Demonstran di Irak turun ke jalan-jalan dan memblokir jalan-jalan utama di seluruh negara itu pada Senin, karena batas waktu bagi pemerintah untuk memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa telah berakhir.
Rekaman menunjukkan pengunjuk rasa di ibukota memblokir jalan utama. Kantor Berita Irak mengatakan beberapa orang telah ditahan karena berusaha memblokir jalan Mohamed al-Qasim, yang menghubungkan bagian selatan dan utara kota Baghdad.
Seorang pejabat keamanan mengatakan setidaknya sembilan penangkapan telah dilakukan setelah Dewan Keamanan Nasional mengizinkan pasukan keamanan untuk menangkap demonstran yang terlihat menghalangi jalan utama dan bundaran, menurut Baghdad Post.
Di wilayah selatan, di kota Nasiriyah, pengunjuk rasa memblokir jalan raya yang menghubungkan kota itu dengan Provinsi Basra yang kaya minyak. Setidaknya enam pemrotes cedera ketika seorang pria bersenjata tak dikenal menembaki mereka dari mobil yang melaju kencang, kata seorang pejabat medis.
Aktivis Irak di Nasiriyah telah memberikan tenggat waktu satu pekan kepada pemerintah untuk memenuhi tuntutan mereka untuk melakukan reformasi politik. kalau tidak mereka akan menaikkan tekanan dengan demonstrasi baru.
Di kota suci Syiah, Karbala dan Najaf, di Irak selatan, para pemrotes membakar ban dan memblokir jalan-jalan utama, menghentikan lalu lintas.
Pemberontakan dimulai pada 1 Oktober ketika ribuan warga Irak turun ke jalan mengecam korupsi pemerintah yang merajalela, pelayanan publik yang buruk dan kelangkaan lapangan pekerjaan. Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya sistem politik sektarian Irak, bersamaan dengan pemilihan awal dan pengunduran diri dari elite penguasa.
Sejak protes pertama kali meletus pada Oktober, sedikitnya 500 orang tewas di bawah serangan pasukan keamanan.
Serangan Roket ke Kedubes AS
Selain itu, dilaporkan bahwa dua roket telah mendarat di dekat kedutaan besar Amerika Serikat di Baghdad, hari Senin (201/1). Kedubes itu terletak di Zona Hijau ibu kota Irak yang dijaga ketat, menurut sumber-sumber keamanan.
Sirene bisa terdengar berkumandang di zona tersebut segera setelah roket meledak. Pihak AS telah menyalahkan kelompok paramiliter yang didukung Iran yang melakukan serangan itu.
Serangan roket tersebut diduga bagian dari rangkaian serangan serupa yang terjadi sebelumnya dalam beberapa bulan terakhir di kawasan Zona Hijau. Namun sejauh ini tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab. Akibat dari serangan roket terakhir itu tidak disebutkan.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...