Protes di Turki Berkembang ke Masalah Politik
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Protes di Turki telah berkembang pada masalah sistem politik dan melibatkan massa dari dua kelompok, bahkan kantor partai oposisi juga menjadi sasaran serangan sekelompok orang. Sementara itu, Konfederasi Serikat Pekerja Publik (KESK) dan Konfederasi Serikat Pekerja Progresif (DISK) Turki menuntut diakhirinya kekerasan oleh polisi, menyusul bentrokan sporadis antara demonstran dan polisi di Istanbul dan ibukota Ankara.
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan kemarahan dan berkesan membela tindakan keras oleh polisi. Dia mengatakan di depan puluhan ribu pendukungnya di Istanbul pada hari Minggu (16/6) bahwa dia menugaskan untuk membubarkan para demonstran di taman kota Gezi.
Protes yang semula berkaitan dengan pembongkaran Taman Gezi akhir Mei lalu telah berubah menjadi protes anti pemerintah. Berbagai media melaporkan bahwa sekarang kelompok pemrotes berhadapan dengan massa pendukung Erdogan. Diperkirakan 5.000 orang menderita luka-luka selama aksi demonstrasi.
Protes, kata Erdogan, tidak lebih dari upaya minoritas mendominasi mayoritas. “Kami tidak bisa membiarkan hal ini.” Dan dia membantah bersikap seperti diktator, mengkritik media asing, dan bersumpah untuk "mengidentifikasi" satu per satu mereka yang memprotes dan telah melalukan teror terhadap mereka.
Diberitakan, Hari Minggu polisi telah memblokir semua jalan menuju Taksim Square dan Gezi Park, yang diduduki selama 18 hari oleh demonstran. Namun bentrokan antara polisi dan demonstran terus berlanjut di sekitarnya. Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air.
Beberapa media setempat melaporkan bahwa puluhan demonstran telah ditahan di Istanbul dan sekitar 70 lainnya di Ankara pada hari Minggu. Seorang wanita (20 tahun) dalam kondisi kritis akibat terluka di kepala oleh pukulan tabung gas air mata.
Asosiasi pekerja yang beranggota ratusan ribu di seluruh negeri, menyatakan akan melakukan pemogokan pada hari Senin ini, sebagai protes atas pengusiran demonstran dari Taman Gezi. Asosiasi lain yang mewakili para dokter, insinyur dan dokter gigi mengatakan mereka juga akan mendukungnya.
Para demonstran telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mundur. Dan kedua pihak diberitakan telah menggunakan pernyataan yang kasar. Bahkan ada keprihatinan tentang meningkatnya ketegangan antara kelompok kiri dan kelompok kanan dalam sistem politik Negara itu. (hurriyetdailynews.com, bbc.co.uk)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...