Protes Rakyat Lebanon Hari Ke-21, Massa Tutup Jalan
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM- Protes rakyat di Lebanon telah memasuki hari ke-21, dan mereka menutup jalan dan bank di daerah-daerah di seluruh negeri pada hari Rabu (6/11).
Meskipun tentara Lebanon memaksa untuk membuka beberapa jalan pada hari Selasa (5/11), para demonstran terus menghalangi lalu lintas dan bisnis di seluruh negeri, menurut laporan Reuters.
Pawai protes di Aley, tenggara Beirut, menutup bank-bank dan gedung-gedung pemerintah tertentu, seperti yang dilaporkan Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) pada hari Rabu. Sedangkan di Beirut, pengunjuk rasa berkumpul di depan kantor Kehakiman, Departemen Pendidikan, dan Universitas Amerika di Beirut.
Di provinsi Akkar, di utara negara itu, pengunjuk rasa menutup gedung listrik setempat, lapor NNA. Kekurangan listrik telah menjadi salah satu dari banyak faktor yang memicu ketidakpuasan rakyat negeri itu.
Pada hari Selasa, lembaga pemeringkat Moody menurunkan peringkat utang negara Lebanon, dengan mengatakan protes anti-pemerintah telah memukul kepercayaan investor dan mengancam stabilitas makro-ekonomi negara itu.
Jurnalis Mundur
Pada hari yang sama, empat jurnalis mengundurkan diri dari koran pro-Hizbullah Lebanon, Al-Akhbar, karena tidak setuju dengan sikap harian itu tentang gelombang protes anti-pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, telah memperingatkan para pendukungnya untuk tidak bergabung dengan massa protes dan mengatakan dia tidak mendukung pengunduran diri pemerintah. Nasrallah menghadapi kritik yang tidak biasa, termasuk dari dalam pendukungnya sendiri, dan dia pernah mengatakan bahwa gerakan protes tersebut sebagai tindakan gegabah dan dimanipulasi oleh Barat.
Satu wartawan Al-Akhbar mengumumkan pengunduran dirinya pekan lalu, yang lain pada hari Senin (4/11) dan dua lagi mengikuti pada hari Selasa (5/11). Mereka mengatakan keputusan mereka di media sosial.
Salah satu dari mereka adalah jurnalis ekonomi terkemuka, Mohammed Zbib. Dia mengatakan "mengundurkan diri untuk memprotes sikap manajemen surat kabar terhadap pemberontakan."
Al-Akhbar adalah salah satu surat kabar yang banyak dibaca di Lebanon, termasuk oleh mereka yang tidak memiliki kecenderungan politik.
Demonstran di Lebanon yang sudah melewati pekan ketiga terus menyerukan pengunduran diri seluruh pemerintah menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Saad Hariri pada 29 Oktober.
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...