Pukat: Beragam Rekam Jejak Capim Akan Ganggu Kinerja KPK
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Zainal Arifin Mochtar, menilai delapan calon pemimpin (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah lolos seleksi yang terdiri atas berbagai macam latar belakang dan rekam jejak, justru akan mengganggu kinerja pemberantasan korupsi ke depannya.
"Contohnya seorang polisi yang bertugas menjadi penyidik KPK harus mengusut kasus yang menjerat atasannya. Ketika seorang penyidik KPK berpangkat kompol harus menyidik seorang jenderal, keder dia. Agak sulit. Karena jika suatu saat kembali ke kepolisian, habislah dia di sana," kata Zainal dalam diskusi yang digelar DPP Partai Demokrat "Mencari Sosok Ideal Pimpinan KPK" di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, hari Selasa (15/9).
Zainal menambahkan, seorang jaksa KPK yang sebagian besar masih muda, tidak akan pede (percaya diri, Red) jika harus berkoordinasi dengan jaksa senior yang tengah bertugas di Kejaksaan Agung. "Senioritas di kejaksaan saat kuat," kata dia.
Koordinasi supervisi antara kejaksaan, kepolisan, dan KPK, menurut Zainal, sebaiknya tidak ditumpukan pada personelnya. Penempatan unsur kejaksaan dan kepolisian di pimpinan KPK, tidak menjamin akan memperkuat koordinasi di ketiga lembaga itu.
âª"Tidak menjamin. Lihat zaman Antasari Azhar, tetap saja ada yang dikriminalisasi," kata dia.
âª"Jika ada anggota DPR yang memiliki pandangan yang sama soal itu, itu akan terjadi kekeliruan yang juga dilakukan oleh tim Pansel," dia menambahkan.
âªMelihat hal itu, Zainal berharap Komisi III DPR memilih yang terbaik. "Jangan pilih berdasarkan asal calon itu, tapi pilihnya yang mempunyai komitmen kuat memberantas korupsi," kata dia.
Editor : Sotyati
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...