Pulang Kampung – Merengkuh Katarsis
Lelahnya fisik seakan tak berarti demi pemulihan jiwa dan raga.
SATUHARAPAN.COM – Pagi ini, 5 Juli 2016, Jakarta tidak seperti biasanya. Jika pada hari lain Jakarta penuh sesak oleh jutaan manusia yang bekerja, hari ini terasa lengang. Jika pada hari lain Jakarta begitu bising dengan riuh mesin dan klakson kendaraan bermotor, hari ini terasa tenang. Kemanakah mereka gerangan? Jutaan manusia itu sedang merengkuh katarsis.
Mereka yang bergelut memperjuangkan hidup di Jakarta dan kota besar lainnya, sejenak beristirahat memulihkan jiwa dan raga yang kelelahan. Kelelahan fisik karena tuntutan pekerjaan yang tiada hentinya. Kelelahan jiwa karena tuntutan tanggung jawab juga harus berhadapan dengan berbagai karakter manusia, yang sering kali bukannya menjadi sahabat tetapi musuh.
Kota-kota besar menjadi tempat jutaan manusia itu meniti karir, mengumpulkan perbekalan hidup untuk diri dan segenap keluarga, kini dan masa depan. Tetapi jutaan manusia itu, entah bagaimana, memiliki persamaan: pulang Kampung untuk proses katarsis.
Di kampung halaman jiwa dan raga yang kelelahan dapat sejenak beristirahat dan dipulihkan. Di kampung halaman sepertinya tersedia energi yang tidak akan diperoleh di kota mereka merantau. Kampung halaman bak surga yang tidak akan ditemukan di kota-kota besar di mana mereka hidup mengembara. Jauhnya perjalanan seakan diabaikan demi mendekatkan diri dengan keluarga. Lelahnya fisik seakan tak berarti demi pemulihan jiwa dan raga. Bahaya dalam perjalanan seakan diabaikan demi damai sejahtera yang diperoleh di kampung halaman.
Liburan panjang ini aku belum bisa pulang kampung, tetapi rindu pada kampung halaman tetap kurawat. Di kampung halaman kuperoleh katarsis—di sana jiwa dan ragaku dipulihkan.
Berbahagialah mereka yang hari ini sudah tiba di kampung halaman! Selamat merengkuh katarsis!
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...