Puluhan Organisasi Lingkungan Minta Putin Bebaskan Kapal Greenpeace
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 40 kelompok pegiat lingkungan menulis kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, meminta dia melepaskan kapal pemecah es Greenpeace dan awaknya yang ditahan pekan lalu.
Kapal itu melakukan aksi protes di rig minyak lepas pantai Gazprom di Samudra Arktik. Demikian dikatakan World Wildlife Fund (WWF), Senin (23/9).
Kapal Arctic Sunrise ditangkap oleh penjaga perbatasan Rusia, hari Kamis di perairan internasional, dalam zona ekonomi eksklusif Rusia. Hal itu terjadi sehari setelah dua aktivis Greenpeace memanjat rig pengeboran Prirazlomnoye di Laut Pechora, bagian tenggara Laut Barents. Greenpeace mengatakan kapal itu ditahan di bawah todongan senjata.
Penyelidik Rusia mengatakan bahwa kapal itu terlibat dalam "pembajakan" dan diancam hukuman sampai 15 tahun penjara, dan penyelidikan kasu ini akan dilakukan untuk memeriksa tuduhan. Kapal itu diperkirakan akan tiba di pelabuhan Rusia, Murmansk, hari Selasa esok.
Dalam surat yang dikirim kepada Presiden Rusia, kelompok pegiat lingkungan cabang Rusia dari kedua kelompok lingkungan domestik dan internasional menekankan bahwa para aktivis telah "bertindak secara damai." Tujuan mereka hanyalah untuk menarik perhatian publik terhadap projek produksi hidrokarbon di kawasan Arktik Rusia yang mereka sebut sebagai "lingkungan tidak dapat diterima.”
Laporan media mengatakan sekitar 30 orang, termasuk enam warga Inggris dan satu warga Amerika Serikat berada di atas kapal itu.
Khawatir Tumpahan Minyak
Platform, perusahaan yang dimiliki oleh Gazprom Neft Shelf, anak perusahaan raksasa energi Rusia Gazprom, adalah yang pertama didunia membangun stasiun platform pengeboran minyak tahan es untuk menghasilkan minyak lepas pantai Arktik.
Menurut WWF, projek ini dikecam keras para ahli terkemuka Rusia, karena mengekstraksi minyak dan gas pada tahun 2012. Namun perusahaan raksasa Rusia itu gagal membangun dialog dengan masyarakat sipil, kata WWF.
Kapal Arctic Sunrise mencapai perairan di lepas pantai utara Rusia bulan lalu dan segera meningalkan kawasan menghindari masalah dengan otoritas Rusia yang secara resmi melarangnya berlayar di Rute Laut Utara. Kapal itu disebutkan mengabaikan larangan dan menyebut Greenpeace melanggar hukum.
Greenpeace dan kelompok lingkungan lainnya menentang pengeboran minyak di Kutub Utara, karena menurut mereka, saat ini tidak mungkin membersihkan tumpahan minyak yang potensial terjjadi di wilayah tersebut. Lagipula, pengeboran di kawasan itu tidak ekonomis, dan tidak mungkin tanpa subsidi negara. (ria.ru)
Editor : Sabar Subekti
Warga Peringati Dua Dekade Tsunami di Aceh Yang Menewaskan R...
BANDA ACEH, SATUHARAPAN.COM-Dua dekade setelah tsunami dahsyat menghancurkan desanya, Tria Asnani ma...