Puluhan Pelajar Tibet Tidak Bisa Belajar di Luar Negeri Karena Paspor Ditolak
DHARMASALA, SATUHARAPAN.COM - Sekelompok pelajar Tibet dari daerah Machen di timur laut paspornya ditolak oleh otoritas China untuk belajar di luar negeri. Para pelajar itu dilaporkan melakukan aksi protes di luar kantor pemerintah provinsi tersebut menuntut agar mereka diizinkan untuk pergi. Demikian diberitakan , Radio Free Asia yang dikutip Tibet.net.
Para pelajar Tibet itu sebagian besar dari keluarga nomaden yang miskin di Machen dari daerah Golog di timur laut Tibet. Wilayah itu dimasukkan dalam Provinsi Qinghai oleh pemerintah China. Mereka telah dipilih pada bulan Juli berdasarkan pada hasil tes untuk belajar di sekolah di Jepang dan Washington di Amerika Serikat .
"Pada tanggal 8 Juli, perwakilan dari Sekolah Putri dari daerah padang rumput Tibet datang untuk merekrut mahasiswa untuk sekolah Amerika, di Skagit Valley College. Tes lisan dan tertulis telah dilakukan untuk gadis-gadis yang lulus tahun ini . Sebanyak 42 pelajar lulus tes dan terpilih untuk belajar di Amerika Serikat, kata RFA.
Pada tanggal 9 Juli, kelompok kedua 34 pelajar dari Sekolah Putri Tibet dan 13 dari Qinghai Institute of Nationalities terpilih untuk belajar di Jepang. Dan sebagian dari mereka telah berangkat ke Jepang.
Namun, kemudian pemerintah China menghentikan penerbitan paspor kepada pelajar yang lain. Para siswa memprotes perlakuan yang tidak adil di depan kantor pemerintah di ibu kota Provinsi Xining.
Mereka mengatakan bahwa jika anak-anak pejabat tinggi diizinkan untuk melakukan perjalanan dan studi di luar negeri, pelajar yang berasal dari keluarga umum di padang rumput harus juga diizinkan dan memperoleh hak yang sama.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...