Puluhan Peserta Konferensi AIDS Melbourne Minta Suaka
MELBOURNE, SATUHARAPAN.COM – Konferensi AIDS yang berlangsung lima hari di Melbourne sudah ditutup pada 25 Juli lalu, namun puluhan peserta asal Afrika masih tinggal di Australia. Laman abc.net.au memberitakan tercatat 25 utusan dari negara-negara Afrika ke konferensi AIDS internasional di Melbourne pada bulan lalu itu menyatakan ingin meminta suaka.
Pamela Curr dari Asylum Seeker Resource Centre (ASRC) memperkirakan 25 orang yang visanya sudah kadaluarsa atau akan segera berakhir, telah berkonsultasi untuk meminta suaka di negara itu.
"Mereka utusan dari negara-negara yang pekerjaan di bidang AIDS sangat berbahaya," kata Curr.
CEO organisasi layanan akomodasi krisis HomeGround, Heather Holst, mengatakan, 14 utusan telah meminta bantuan organisasinya untuk mencarikan akomodasi di Melbourne. "Mereka takut pulang dan perlu akomodasi untuk tinggal saat ini," Holst menjelaskan.
Menurut Pamela Curr, kejadian utusan suatu konferensi meminta suaka di Australia bukan hal baru. Utusan dari negara-negara penuh ancaman oleh karena kekerasan politik, akan merasakan kebebasan begitu tiba di Australia. "Di masa lalu, sudah ada yang meminta suaka dan banyak yang dikabulkan karena mereka mempunyai alasan kuat," ujar Curr.
"Visa pengungsi adalah visa paling sulit didapat di Australia. Permohonannya akan diproses sesuai konvesi pengungsi dan jika memang mempunyai alasan kuat, pemerintah akan memberi mereka perlindungan," Curr menambahkan. (abc.net.au)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...