Puluhan Tahun Berdiri, Gedung Sinar Kasih akan Berganti Wajah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gedung PT Sinar Kasih yang berdiri sejak tahun 1980, meninggalkan banyak kenangan sekaligus memunculkan harapan. Sebagai wadah cikal bakal lahirnya harian umum Sinar Harapan dan Suara Pembaruan, gedung yang mulai menggeluti dunia pers tersebut pada bulan September 2016 diruntuhkan. Selanjutnya, gedung tersebut akan tampil dalam wajah baru berupa apartemen modern.
Menilik sejarahnya, bangunan enam lantai berwarna putih yang dilapisi warna biru muda tersebut merupakan salah satu bangunan tinggi yang pertama kali berdiri di kawasan Jalan Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur. Ia dikenal sebagai gedung tempat beroperasinya berbagai perusahaan media yang kelahirannya dicikal-bakali PT Sinar Kasih, termasuk Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Pustaka Sinar Harapan, Radio Pelita Kasih dan juga satuharapan.com.
PT Sinar Kasih yang memilih arena jurnalistik berdiri atas inisiatif tokoh rohaniawan Kristen, tokoh masyarakat, pengusaha, serta para tokoh media sebagai bagian menjawab tantangan perlunya media massa bernafaskan kekristenan untuk ikut berkontribusi bagi tumbuh kembangnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tantangan demi tantangan telah dihadapi selama hampir lebih dari 50 tahun. Harian umum Sinar Harapan yang lahir pada tanggal 27 April 1961 dengan motto “Memperjuangkan Kemerdekaan dan Keadilan, Kemerdekaan dan Perdamaian Berdasarkan Kasih” terbit pada sore hari mendapat sambutan baik oleh publik atas pemberitaannya memberikan pengaruh pada kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di Indonesia.
Dalam perjalanannya, Sinar Harapan harus pupus atas pembredelan pada masa pemerintahan Orde Baru (Orba) karena pilihan sikap dan pemberitaannya terhadap isu-isu penting. Pemerintah pada masa itu telah mengeluarkan surat pembekuan atas Surat Izin Penerbitan Pers (SIUPP) Sinar Harapan pada tanggal 9 Oktober 1986.
Pembredelan terhadap Sinar Harapan tidak menyurutkan PT Sinar Kasih untuk terus berkiprah dan berkontribusi di dunia media massa. Melalui komunikasi bersama dengan pemerintah dan tokoh rohaniawan Kristen maka lahirlah kembali harian umum koran Suara Pembaruan pada tanggal 4 Februari 1987 yang terbit pada sore hari.
Semangat lahirnya harian Suara Pembaruan dengan motto “Memperjuangkan Harapan Rakyat dalam Pembangunan Nasional Berdasarkan Pancasila” tetap sejalan dengan harian Sinar Harapan. Krisis politik dan ekonomi berkepanjangan pada tahun 1997 dan 1998 yang melanda Indonesia membuat PT Sinar Kasih melepaskan kepemilikan penerbitan pada tahun 2010.
Namun, pada tahun 2013, PT Sinar Kasih bangkit untuk terus membawa semangat pada tumbuh kembangnya media massa di Indonesia. Perusahaan yang telah menerbitkan sejumlah media massa itu beranjak dan melangkah melahirkan media online satuharapan.com.
Dunia pers bagaikan nafas bagi PT Sinar Kasih dalam memperjuangkan gagasan, solusi, kritik, terhadap perkembangan isu yang berkembang di masyarakat. Media digital dengan motto “Kasih Memperbarui Kehidupan” dipilih sebagai dasar kerja jurnalistik di mana setiap informasi yang disajikan diukur kebenarannya dan manfaatnya sebagai cervin kasih.
Kasih dipilih sebagai landasan untuk mewujudkan harapan dan memperbarui kehidupan bersama dalam konteks Indonesia.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...