Pusat Bantu Kabupaten Kudus Atasi Lonjakan Kasus COVID-19
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Pemerintah pusat siap memberikan dukungan berupa dana siap pakai kepada pemerintah Kabupaten Kudus, berikut bantuan lain seperti tenda isolasi, masker kain, dan hand sanitizer," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, hari Jumat (4/6).
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, hari Sabtu (5/6) mengatakan bahwa lonjakan jumlah kasus baru COVID-19 di Kudus mencapai 30 kali lipat. Kapolri bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala BNPB, Letjen Ganip Warsito, dan Kabaharkam Polri, Komjen Arief Sulistyanto, berkunjung ke Jawa Tengah.
Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, menjadi sorotan karena lonjakan jumlah kasus COVID-19. Berdasarkan catatan Satgas, Jateng mencatatkan kenaikan secara stagnan mulai pekan kedua bulan Mei 2021 dan tertinggi secara nasional, di mana jumlahnya mengalami kenaikan 51% dibandingkan pekan sebelumnya.
Dalam peta zonasi risiko, Jateng memiliki satu kabupaten/kota dalam zona merah, yakni Kudus. Dan ada 10 kabupaten/kota masuk zona oranye, dua kabupaten/kota zona kuning.
Wiku mengatakan lonjakan jumlah kasus di Kudus akibat kegiatan ziarah keagamaan dan tradisi kupatan pasca Idul Fitri. Saat ini pencegahan penularan dan penanganan kasus sudah ada. Metode Whole Genum Sequencing (WGS) sedang dilakukan di Kudus untuk mengetahui varian apa yang tersebar di daerah tersebut. Dan hasilnya akan diumumkan kemudian.
Daerah Sekitar Waspada
Sementara itu Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala BNPB, Letjen Ganip Warsito, dan Kabaharkam Polri, Komjen Arief Sulistyanto, ketika mengunjungi Kabupaten Blora, mengingatkan agar pemda mewaspadai lonjakan kasus COVID-19 seperti yang terjadi di Kabupaten Kudus, di mana kasusnya meningkat signifikan, 30 kali lipat dalam sepekan.
“Hal tersebut harus diwaspadai. Karena wilayah Rembang, Pati, dan Blora dekat dengan Kudus. Untuk itu harus betul-betul diperhatikan, jangan sampai kejadian serupa terjadi di Blora,” kata Sigit dalam keterangan tertulis.
Forkompimda juga diminta terus aktif mengedukasi masyarakat akan pentingnya penegakan protokol kesehatan (prokes), walaupun kesadaran masyarakat terhadap prokes menurun.
Kapolri mengingatkan hingga saat ini virus corona masih berada di sekitar kita. Abainya masyarakat dengan protokol kesehatan dikhawatirkan menimbulkan lonjakan jumlah kasus COVID-19 seperti yang terjadi di negara tetangga Malaysia dan India.
“Untuk itu harus kita antisipasi. Gelorakan 5 M dalam kehidupan apalagi saat kegiatan hajatan warga ataupun hal lain yang bisa menimbulkan kerumunan,” kata Sigit.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...