Puskapol UI: Keterwakilan Perempuan di DPR dan DPD Menurun
JAKARTA, SATUHARAPAN. COM – Pusat Kajian Politik Fakultas Ilmu Sosial dal Ilmu Politik Universitas Indonesia (Puskapol Fisip UI) meluncurkan buku profil anggota DPR RI, DPD RI, DPRD pada khususnya membahas keterwakilan perempuan di parlemen yang pada periode ini menurun.
Buku bertajuk “Kerja untuk Rakyat” tersebut merupakan hasil riset Puskapol UI–yang dilakukan sejak Mei 2014 sebelum pelaksanaan pemilihan legislatif (pileg), dan diluncurkan di Hotel Milenium, Jakarta Pusat pada Jumat (26/9).
Pada pemilu 2009, keterwakilan perempuan di DPR 18 persen, DPD 28,8 persen, DPRD Provinsi 16 persen, DPRD kabupaten/kota 12 persen.
Pada pemilu 2014 keterwakilan perempuan di parlemen tercatat menurun yaitu, DPR 17 persen, DPD 25,8 persen, DPRD Provinsi 15 persen, sedangkan perempuan di DPRD kabupaten/kota tercatat sedikit mengalami peningkatan yaitu sebesar 14 persen.
Kursi perempuan di DPRD provinsi tertinggi terdapat di Sulawesi Utara sebesar 31,11 persen, sedangkan yang paling rendah di papua Barat sebesar 2,22 persen, dan DKI Jakarta menempati urutan ke-10 yakni sebesar 17,92 persen dari 33 provinsi di Indonesia.
Namun ada 11 daerah yang tanpa keterwakilan perempuan di DPD yaitu Aceh, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua, dan Papua Barat.
Hasil riset mengenai keterwakilan perempuan di parlemen itu diketahui bukan karena partai, namun masyarakat dewasa ini lebih melihat secara personal. Perempuan dinilai belum melakukan upaya sosialisasi yang cukup memadai hingga dirinya dikenal konstituennya. Maka, tak heran keterwakilan perempuan semakin menurun.
Bagaimanapun juga, keterwakilan perempuan di parlemen begitu penting peranannya bagi setiap produk legislasi yang akan dihasilkan, supaya kebijakannya bisa dirasakan seimbang bagi seluruh warga masyarakat.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...