Putin Menyerukan Agar Ukraina Menyerah di Kursk

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Jumat (14/3) menyerukan pasukan Ukraina yang bertempur di wilayah Kursk untuk menyerah, setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendesaknya untuk "menyelamatkan" nyawa tentara Ukraina.
Trump dan Putin mengatakan bahwa tentara Rusia telah mengepung pasukan Ukraina di sana, klaim tersebut ditolak oleh Kiev, bahkan ketika Presiden Volodymyr Zelenskyy mengakui bahwa pasukannya berada di bawah tekanan yang meningkat.
Rusia telah melancarkan serangan balik cepat selama sepekan terakhir, merebut kembali sebagian besar tanah dan permukiman di wilayah perbatasan barat dari Ukraina.
"Kami bersimpati terhadap seruan Presiden Trump," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi. "Jika mereka meletakkan senjata dan menyerah, mereka akan dijamin hidup dan diperlakukan dengan bermartabat," imbuhnya.
"Untuk melaksanakan seruan presiden AS secara efektif, (perlu ada) perintah yang sesuai dari pimpinan militer-politik Ukraina kepada militernya untuk meletakkan senjata dan menyerah," imbuh Putin.
Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social miliknya, Trump telah memohon kepada Putin atas apa yang disebutnya sebagai "ribuan" pasukan Ukraina yang "dikepung sepenuhnya oleh militer Rusia, dan dalam posisi yang sangat buruk dan rentan.
"Saya telah dengan tegas meminta kepada Presiden Putin agar nyawa mereka diampuni. Ini akan menjadi pembantaian yang mengerikan, yang tidak pernah terlihat sejak Perang Dunia II," katanya.
Moskow telah merebut kembali sebagian besar wilayah yang direbut Kiev dalam serangan lintas perbatasannya ke Kursk Agustus lalu. Keuntungan terbaru diperoleh dalam serangan balik cepat selama seminggu terakhir.
Ukraina membantah klaim Trump dan Putin dan mengatakan bahwa mereka mempertahankan wilayah di sana. "Tidak ada ancaman bahwa unit kami akan dikepung," tulis Staf Umum dalam sebuah pernyataan di media sosial.
Namun, Zelenskyy mengakui bahwa pasukannya berada di bawah tekanan Rusia yang kuat.
"Situasi di wilayah Kursk jelas sangat sulit," kata Zelenskyy kepada wartawan, termasuk wartawan AFP, di Kiev.
Namun, serangan Ukraina di sana telah memaksa Rusia untuk menarik pasukannya dari daerah-daerah lain yang dilanda pertempuran di garis depan, sehingga mengurangi tekanan pada pasukan Ukraina yang berjuang untuk mempertahankan kendali atas pusat logistik timur Pokrovsk, katanya.
"Saya pikir situasi di sektor Pokrovsk sekarang stabil, dan akan sangat sulit untuk menemukan kesempatan untuk menduduki Pokrovsk lagi," kata Zelenskyy.
Sebuah pemboman Ukraina di kota Sudzha, yang diklaim telah direbut kembali oleh Moskow pada hari Kamis (13/3), menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya, juga menghancurkan museum sejarah setempat, kata komite penyelidikan Rusia.
Gubernur daerah Alexander Khinshtein mengatakan para korban bekerja di museum tersebut. (AFP)
Editor : Sabar Subekti

Uni Eropa: Syarat Rusia Menunjukkan Tidak Inginkan Perdamaia...
BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM-Syarat yang dituntut Rusia untuk menyetujui gencatan senjata dalam perang ...