Putra Politisi Inggris Ditahan, Diduga Ingin Masuk ISIS
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Putra seorang anggota dewan lokal Inggris termasuk di antara sembilan orang yang ditahan oleh otoritas Turki atas tuduhan mencoba untuk menyeberangi perbatasan Suriah ke wilayah-wilayah yang dikuasai oleh kelompok ekstremis yang telah dikutuk seluruh dunia, ISIS. Ayahnya telah mengonfirmasi penahanan tersebut pada Kamis (2/4).
Kantor berita AFP hari ini (5/4) melaporkan dengan mengutip keterangan polisi, rombongan yang ditahan tersebut merupakan anggota dari satu keluarga, termasuk empat anak, di antaranya ada yang berumur satu tahun.
Shakil Ahmed, anggota dewan lokal dari Partai Buruh di Rochdale Borough Council, dekat Manchester di barat laut Inggris, mengatakan dia "terkejut, cemas dan sangat marah" mendengar anaknya telah ditangkap di perbatasan.
"Adalah misteri total bagi saya mengapa dia ada di sana, karena sepengetahuan saya ia berada di penempatan kerja di Birmingham," kata Ahmed dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh AFP.
"Anak saya seorang Muslim yang baik dan loyalitas dia sepenuhnya kepada Inggris, jadi saya tidak mengerti apa yang dia lakukan di sana. Jika saya pernah berpikir dia dalam bahaya mengalami radikalisasi, saya akan melaporkannya ke pihak berwenang," tambahnya.
Pihak berwenang Turki telah merampungkan penyelidikannya terhadap sembilan orang itu, yang kasusnya sangat menarik perhatian di Inggris. Pemerintah Turki mengatakan mereka akan mendeportasi kesembilan orang itu pada hari ini (5/4) dan melarang mereka memasuki Turki.
Putra Shakil Ahmed yang kemudian diketahui bernama Waheed Ahmed, tersebut adalah seorang mahasiswa yang sedang mempersiapkan diri meraih gelar sarjana di bidang politik dan sosiologi di Universitas Manchester. Dia merupakan satu dari lima orang dewasa dalam rombongan yang ditahan, masing-masing berusia 21, 24, 47 dan dua berusia 22. Mereka ditangkap di wilayah Hatay Turki selatan.
Bersama mereka ada empat anak lagi yang berusia satu, tiga, delapan dan 11. Mereka semua saat ini tinggal di Rochdale dan diharapkan akan kembali ke Inggris dari Turki "pada waktunya", kata seorang juru bicara polisi.
"Apa yang sangat jelas memprihatinkan adalah mengapa sebuah keluarga apa sebabnya membawa anak-anak yang sangat muda dan rentan ke zona perang," kata Asisten Kepala Polisi, Ian Wiggett, dari Kepolisian Manchester Raya.
"Lingkungan yang bergejolak dan berbahaya bukan lah tempat bagi mereka," kata dia.
Sebuah penyelidikan sedang dilakukan untuk menjawab mengapa kelompok itu bepergian ke Suriah, tetapi polisi mengatakan tidak ada bukti tentang adanya ancaman ke Inggris.
"Saya hanya ingin berbicara dengan anak saya dan membawanya pulang secepat mungkin sehingga saya dapat mengetahui apa yang terjadi," kata Ahmed.
Penangkapan itu diumumkan oleh tentara Turki pada Rabu, namun tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.
Turki dalam beberapa bulan terakhir telah berulang kali dikritik oleh sekutu Barat-nya karena tidak berbuat cukup untuk menghentikan aliran warga Eropa yang ingin bergabung dengan kelompok jihadis ISIS di Suriah.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir Turki telah melakukan sejumlah penangkapan dan menegaskan bahwa mereka telah melaksanakan semua yang bisa mereka lakukan untuk mengontrol perbatasan.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...