Putri Tokoh Papua Merdeka Raih Penghargaan di Universitas AS
NEW HAVEN, SATUHARAPAN.COM - Empat mahasiswa Southern Connecticut State University (SCSU), dianugerahi penghargaan Henry Barnard Distinguished Student Award, salah satunya adalah Kanita Miyedadi Mote, putri dari Wakil Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Octovianus Mote.
Kanita Mote adalah mahasiswa jurusan Ilmu Politik dan studi Prancis dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) atau GPA 3,86 dari skala 4. Tiga penerima penghargaan lainnya dari CSCU adalah Jessica Holman, mahasiswa jurusan Bahasa Inggris dengan GPA 3,79, Rebecca Harmon, mahasiswa jurusan Pendidikan Dasar dan Anak Berkebutuhan Khusus dengan GPA 3,75, dan Kevin Redline jurusan Studi Interdisipliner, dengan GPA 3,79.
Kanita Mote dan ayahnya, Octovianus Mote (Foto: akun FB Kanita Mote).
Setiap tahun, 12 mahasiswa dari empat universitas di lingkungan Connecticut State Colleges and Universities dipilih untuk mendapatkan penghargaan ini. Empat dari 12 mahasiswa yang meraih penghargaan itu berasal SCSU.
Kriteria untuk meraih penghargaan ini termasuk keharusan memiliki IPK 3,7 atau lebih, dan telah menunjukkan partisipasi yang signifikan di universitas dan / atau kehidupan masyarakat.
Pada situs resmi SCSU, profil Kanita Mote dituliskan sebagai berikut:
Dia adalah mahasiswa Honors College dan penerima Beasiswa Tarini Foundation dan Beasiswa Roberta Willis. Dia adalah anggota dari Pi Delta Phi French Honours Society.
Mote, yang keluarganya mendapat suaka politik ke Amerika Serikat pada tahun 1999 dari Indonesia, adalah anggota komite penyelenggara dari New Haven Rising, dan mendirikan International Socialist Organization sebagai klub resmi SCSU. Dia adalah seorang guru Bahasa Prancis di SCSU Academic Success Center dan peneliti magang di UNITE HERE International Labor Union. Dia juga menghabiskan satu semester di Prancis, mengajar siswa dalam bahasa Inggris dan Prancis.
"Beberapa mahasiswa memberikan contoh komitmen wilayah Selatan (Southern) untuk keadilan sosial dengan cara yang sama seperti Kanita," kata Luke Eilderts, asisten profesor Bahasa dan Sastra Dunia di CSCU.
"Tidak hanya menunjukkan komitmen nyata ke kota asal SCSU, New Haven, berjuang untuk mereka yang sering tidak memiliki sumber daya untuk berbuat bagi diri mereka sendiri, tetapi juga untuk wilayah Selatan sendiri, serta sistem CSU, pergi ke gedung DPR mendidik legislator negara kita tentang pentingnya pendidikan tinggi di Connecticut. "
Ribuan keluarga Papua seperti keluarga Octovianus Mote, meninggalkan tanah kelahirannya pasca Pepera tahun 1969 dan pasca ketegangan politik tahun 1980-an. Mereka berpencar di berbagai negara, seperti di Belanda, Amerika Serikat, di Vanuatu dan terutama di Papua Nugini. Emma Kluge, seorang mahasiswa program S3 di Sydney University, belum lama ini menulis di blognya, tentang ketekunan keluarga-keluarga pengungsi dari Papua di Papua Nugini, mendorong anak-anak mereka bersekolah dengan impian meraih kemerdekaan yang tidak pernah padam.
Editor : Eben E. Siadari
BRIN: Duri Landak dapat Jadi Gel Penyembuh Luka
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset terhadap manfaat ...