PWI Programkan Beasiswa Jurnalisme ASEAN
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal S. Depari, sebagai President Confederation of ASEAN Journalist (CAJ), mengatakan pihaknya mengupayakan program beasiswa (fellowship) jurnalisme ASEAN untuk meningkatkan semangat persaudaraan dan kemitraan antarnegara kawasan tersebut.
"Melalui program ini, kami dorong para wartawan di negara kami masing-masing, menekankan pentingnya semangat persaudaraan dan kemitraan ASEAN dalam pemberitaan mereka," kata Atal dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (13/10).
Usai ditetapkan sebagai President CAJ, Atal ingin meningkatkan sikap saling pengertian dan kerja sama antarwarga ASEAN demi terwujudnya kesejahteraan, keadilan sosial, dan perdamaian; serta memperjuangkan aspirasi dan kepentingan warga ASEAN, sehingga terjalin saling pengertian dan penghargaan yang lebih baik oleh masyarakat dunia.
Program beasiswa itu akan diikuti tiga jurnalis dari masing-masing negara ASEAN untuk nantinya mengunjungi salah satu negara ASEAN selama sebulan.
"Kami pilih tiga wartawan dari masing-masing negara, lalu kami beri kesempatan mereka untuk mengunjungi salah satu negara ASEAN selama satu bulan. Mereka melakukan internship (magang) ke salah satu media nasional di negara tujuan dan memiliki tanggung jawab untuk secara rutin menulis tentang negara tujuan tersebut, tentu dengan perspektif solidaritas ASEAN," jelas Atal.
Hasil karya para jurnalis itu, tambahnya, kemudian akan dilombakan dan dipilih lima karya terbaik untuk diberikan penghargaan.
"Sekali lagi, mari berkegiatan bersama-sama, mari membangun ASEAN Community di bidang pers yang produktif dan inovatif," ucapnya.
Dengan dukungan semua anggota CAJ, Atal yakin mampu melahirkan program yang benar-benar menjawab tantangan di kawasan ASEAN maupun secara global, baik di bidang pers maupun di bidang sosial-kemanusiaan secara lebih luas.
"Dua tahun belakangan ini, dunia pers secara global dihadapkan pada tekanan ganda: pertama, tekanan akibat disrupsi digital; kedua, tekanan ekonomi akibat COVID-19. Kedua tekanan ini benar-benar memukul keberlangsungan media, baik secara jurnalistik maupun secara ekonomi. Mari bersama-sama memikirkan bagaimana membangun model jurnalisme dan pendekatan bermedia yang berkelanjutan demi tetap tegaknya fungsi pers sebagai kekuatan keempat demokrasi," katanya.
Apabila menghadapinya bersama-sama, menurut dia, maka seluruh pihak akan lebih kuat dan semakin diperhitungkan oleh kekuatan global. Atal berharap pers akan terus berdialog tentang bagaimana mewujudkan iklim media yang kondusif bagi cita-cita demokrasi dan kemanusiaan.
"Yang tak kalah penting, bagaimana terus melindungi profesi wartawan dari kemungkinan ancaman dari mana pun. Sebagaimana diketahui bersama, belakangan ini para wartawan dihadapkan pada jenis ancaman baru, doxing, bullying, hacking. Perlu langkah-langkah antisipasi agar ancaman jenis baru ini tidak semakin membesar dan sistemik. Solidaritas ASEAN mesti menjadi perhatian kita semua," ujar Atal.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...