Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 18:35 WIB | Selasa, 04 Maret 2025

Raja Maroko Imbau Warga Tidak Beli Domba untuk Perayaan Idul Adha

Larbi El Ghazouani, seorang petani berusia 55 tahun, menggembalakan domba yang telah diternakkannya untuk menyambut Idul Adha, perayaan tahunan di mana umat Islam berkurban dan berpesta dengan ternak di Ouled Slama, Maroko, pada 27 Februari 2025. (Foto: AP/Sam Metz)

OULAD SLAMA-MAROKO, SATUHARAPAN.COM-Domba-domba berlarian ketika Larbi El Ghazouani menuangkan alfalfa dan jerami ke dalam palung mereka dua kali sehari. Petani berusia 55 tahun itu berharap dapat menjual sebagian besar dari 130 dombanya kepada warga Maroko untuk mempersiapkan hari raya Idul Adha awal Juni mendatang, tetapi sekarang harapannya sirna dan ia memperkirakan akan kehilangan sekitar setengah dari investasinya.

Hal itu karena, dalam sebuah perubahan yang mengejutkan dari tradisi, Raja Mohammed VI pada hari Rabu (25/2) mendesak warga Maroko untuk tidak membeli domba untuk dikorbankan selama liburan tahun ini di tengah rekor inflasi dan perubahan iklim. Kekeringan selama tujuh tahun telah menghancurkan ternak di negara itu, menyebabkan harga domba melonjak di luar jangkauan keluarga kelas pekerja.

"Melakukannya (pengorbanan) dalam keadaan sulit ini akan menyebabkan kerugian nyata bagi sebagian besar rakyat kita, terutama mereka yang berpenghasilan terbatas," tulis raja, yang juga merupakan otoritas agama tertinggi Maroko, dalam surat yang dibacakan di televisi milik pemerintah Al Aoula.

Kekeringan telah mendorong beberapa tetangganya untuk berhenti beternak, jadi dia mengatakan dia memahami keadaan yang menyebabkan keputusan raja tersebut. Dia masih berencana untuk beternak lebih banyak domba betina untuk dijual sebelum liburan tahun depan. Namun bagi peternak seperti dia, pembatalan perayaan Idul Fitri akan menjadi pukulan berat.

El Ghazouani menghabiskan sekitar 1.500 dirham Maroko (US$150) untuk memberi makan seekor domba selama satu tahun dengan makanan berupa jerami, alfalfa, dan kacang fava — kenaikan 50% dari tiga tahun lalu. Sekarang, ia dan peternak lainnya bersiap untuk menunggu. Mereka harus membeli pakan selama setahun lagi sebelum dapat menjualnya.

“Ada perbedaan antara tahun-tahun sebelum kekeringan dan apa yang kita derita saat ini,” katanya, sambil menggembalakan domba di peternakannya di luar kota Kenitra. “Saya menghabiskan uang untuk pakan ternak dan berusaha keras untuk memelihara domba-domba ini.”

Idul Adha, yang jatuh pada awal Juni tahun ini, adalah “hari raya kurban” tahunan di mana umat Islam menyembelih ternak untuk menghormati sebuah ayat Al-Quran di mana Nabi Ibrahim bersiap untuk mengorbankan putranya sebagai tindakan ketaatan kepada Tuhan, yang turun tangan dan mengganti anak itu dengan seekor domba. Ini adalah hari libur besar dari Senegal hingga Indonesia, dengan tradisi yang begitu mengakar sehingga banyak keluarga yang diketahui mengambil pinjaman untuk membeli domba.

Harga-harga menjadi sangat mahal sehingga 55% keluarga yang disurvei oleh LSM Maroko, Pusat Kewarganegaraan Maroko tahun lalu, mengatakan bahwa mereka berjuang untuk menutupi biaya pembelian domba dan peralatan yang dibutuhkan untuk menyiapkannya. Lebih dari 7% responden mengatakan bahwa mereka mengambil pinjaman atau meminjam uang dari kenalan untuk membeli domba kurban.

Lonjakan harga domba didorong oleh padang rumput yang semakin jarang, yang menawarkan lebih sedikit ruang penggembalaan dan meningkatkan biaya pakan bagi para penggembala dan petani.

Menteri pertanian Maroko mengatakan kepada wartawan awal bulan ini bahwa curah hujan musim ini saat ini 53% di bawah rata-rata tahunan 30 tahun terakhir dan kawanan domba dan sapi telah menyusut 38% sejak 2016, terakhir kali Maroko melakukan sensus ternak.

Harga domba domestik yang disukai sering kali dapat melebihi pendapatan rumah tangga bulanan di Maroko, di mana upah minimum bulanan tetap 3.000 dirham Maroko (US$302). Negara ini dalam beberapa tahun terakhir telah mensubsidi dan mengimpor ternak, termasuk dari Rumania, Spanyol, dan Australia, yang mana negara ini berencana untuk mengimpor 100.000 domba tahun ini. Untuk menjaga harga tetap stabil, Maroko tahun ini menghapus bea masuk dan PPN atas ternak dan daging merah.

Ini adalah pertama kalinya dalam 29 tahun Maroko meminta warganya untuk tidak berpesta pada hari raya dan mencerminkan bahwa harga pangan masih menjadi masalah bagi banyak orang meskipun Maroko telah berubah dari negara agraris menjadi negara ekonomi campuran yang kota-kotanya memiliki beberapa infrastruktur paling modern di Timur Tengah dan Afrika.

Raja Hassan II mengeluarkan dekrit serupa tiga kali selama masa pemerintahannya, selama masa perang, kekeringan, dan ketika IMF mengamanatkan Maroko untuk mengakhiri subsidi pangan. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home