Rakyat PNG Dianjurkan Permalukan Koruptor di Depan Publik
PORT MORESBY, SATUHARAPAN.COM - Ketua Global Transparency International (TI), Jose Ugaz, menganjurkan rakyat Papua Nugini (PNG) untuk berani menggunakan sanksi sosial dengan menyebut nama dan mempermalukan koruptor di depan publik.
Dalam presentasinya pada hari Selasa (08/08) kepada sekelompok perwakilan masyarakat sipil, Ugaz mengatakan bahwa banyak orang yang mengalami korupsi menganggap mereka sendirian dan kasus mereka adalah yang terburuk. Namun, dia yakin bahwa korupsi adalah isu yang meluas yang lazim di seluruh dunia dan bahwa kita tidak pernah sendirian dalam perang melawannya.
"Menurut data dari Bank Dunia dan lembaga lainnya, satu triliun dolar dibayar setiap tahun untuk suap di seluruh dunia dan tiga triliun dolar dialihkan melalui penipuan perpajakan ... dan dalam skema tersebut, bank memainkan peran yang sangat penting. Lembaga keuangan adalah kaki tangan paling korup dalam urusan ini, "kata Ugaz, dikutip dari postcourir.com.pg.
"Kita tidak korupsi karena itu merupakan DNA kita, Kita korupsi karena kita tidak terorganisir...(korupsi) bukan masalah ukuran sebuah negara atau seberapa kaya negara itu, tetapi adalah mengenai seberapa beraninya kita korupsi. Seberapa besar kapasitas mereka untuk mengambil uang dari rakyat di negara mereka, "kata dia.
Korupsi di PNG sama sekali bukan masalah baru. Selama bertahun-tahun negara ini memiliki banyak kasus korupsi resmi, di mana dana dan sumber daya publik telah disalahgunakan oleh mereka yang memiliki kekuasaan.
Ugaz mendorong rakyat PNG untuk berbicara melawan tindakan korup, dengan menekankan bahwa memberantas korupsi bukan hanya tanggung jawab institusi yang dimandatkan untuk memerangi korupsi, tapi pertarungan yang harus dijalankan semua orang.
Editor : Eben E. Siadari
Satu Kritis, Sembilan Meninggal, 1.403 Mengungsi Akibat Erup...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 1.403 korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, N...