Rano Karno Belum Tahu Kajian Teknis Sodetan Ciliwung Cisadane
TANGERANG, SATUHARAPAN.COM - Wakil Gubernur Banten, Rano Karno mengakui belum mengetahui kajian teknis mengenai rencana sodetan Ciliwung-Cisadane yang digagas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Sampai saat ini saya belum tahu teknis rencana sodetan ciliwung-cisadane yang digagas Pemprov DKI," kata Rano Karno saat meninjau bendungan pintu air 10, pada Rabu (22/1) di Kota Tangerang.
Menurut dia, hingga saat ini Pemprov DKI Jakarta belum ada pembahasan secara detail mengenai rencana sodetan Ciliwung-Cisadane. Rano Karno mengatakan, ia hanya ditelepon Joko Widodo saja saat pertemuan antara Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Barat di Bogor beberapa waktu lalu. "Saya di telepon pak Jokowi untuk hadir dalam acara rapat di Bogor. Namun saya tidak bisa karena sedang ada paripurna," kata Wakil Gubernur Banten itu.
Ditolak Alasan Banjir
Namun demikian, rencana sodetan Ciliwung-Cisadane yang akhirnya ditolak oleh Pemkot dan Pemkab Tangerang, dinilainya sangat jelas. "Saya rasa kedua Kepala Daerah di Tangerang menolak rencana sodetan bukan karena tidak diundang oleh DKI Jakarta dalam pembahasan tetapi alasan banjir yang mengancam warganya," kata Rano Karno.
Rano Karno kemudian meninjau bendungan pintu air 10 yang sejak zaman Belanda belum pernah ada pemeliharaan maupun perbaikan. "Melihat kondisi yang seperti ini, memang memprihatinkan. Apalagi bila ada tambahan debit air dari Ciliwung," kata Rano Karno.
Di waktu bersamaan, Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah dan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengaku tidak diundang dalam rapat pembahasan rencana sodetan Ciliwung-Cisadane. Mereka telah sepakat untuk menolak rencana tersebut karena akan berdampak banjir yang akan merendam pemukiman warga.
"Bagaimana nantinya bila terjadi sodetan. Luapan air dari Sungai Cisadane akan semakin besar dan warga yang terkena banjir semakin bertambah," kata Arief R Wismansyah.
Hal senada disampaikan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar menjelaskan dampak terburuk bagi daerah hilir sungai Cisadane. "Saat ini saja sudah mencapai seribu rumah warga yang terendam banjir akibat luapan Sungai Cisadane. Maka itu, gagasan DKI Jakarta untuk dilakukan sodetan Ciliwung-Cisadane, sangat kami tolak," kata Ahmed Zaki Iskandar.
Pada Selasa (21/1) kemarin, air di Sungai Cisadane meluap dan menggenangi perumahan warga serta jalan di Kota Tangerang maupun Kabupaten Tangerang. Ketiga pejabat daerah Tangerang itu kemudian melakukan pemantauan banjir ke beberapa tempat di Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang yang terkena imbas dari luapan Sungai Cisadane tersebut. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...