Ratu Inggris Izinkan Theresa May Bentuk Pemerintahan Baru
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Setelah menerima izin resmi dari Kerajaan, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan pada hari Jumat (09/06) bahwa dia akan mencoba untuk membentuk sebuah pemerintahan setelah hasil pemilu sela yang membuat Partai Konservatif kehilangan posisi mayoritas.
"Saya sekarang akan membentuk sebuah pemerintahan," kata May di depan Downing Street nomor 10, beberapa saat setelah berbicara dengan Ratu Elizabeth II, "sebuah pemerintahan yang dapat memberikan kepastian dan memimpin Inggris maju saat ini, di saat yang kritis untuk negara kita."
Dengan menekankan bahwa "perundingan Brexit akan dimulai dalam 10 hari ke depan," May mengatakan pemerintah baru akan bekerja untuk memenuhi keinginan pemilih Inggris yang memutuskan tahun lalu untuk meninggalkan Uni Eropa.
May juga berjanji bahwa pemerintahannya akan "menjaga negara kita tetap selamat dan aman," setelah serangan baru-baru ini di London dan Manchester, dengan "menindak ideologi ekstremisme Islam dan semua pihak yang mendukungnya dan memberi wewenang kepada polisi dan otoritas untuk mereka menjaga negara tetap aman."
Tujuh pekan lalu May mengumumkan dilaksanakannya pemilu sela dengan harapan bisa menambah mayoritas di parlemen dan untuk memperkuat perundingan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Namun, pemilu yang berlangsung pada hari Kamis (08/06) itu tak sesuai dengan yang dia harapkan. Partai Konservatif yang ia pimpin kehilangan kursi mayoritas. Ini memaksa PM May harus menggandeng partai lain. Partai yang akan ia ajak kerja sama adalah Partai Persatuan Demokratik dari Irlandia Utara, DUP.
Pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn telah meminta May mengundurkan diri sebagai perdana menteri. "Perdana menteri memutuskan untuk melangsungkan pemilu sela karena dia menginginkan sebuah mandat. Nah mandat yang dia dapatkan adalah berkurangnya kursi (Partai) Konservatif, berkurangnya suara, berkurangnya dukungan dan hilangnya kepercayaan," kata dia, seperti dikutip oleh BBC.
"Saya pikir itu cukup untuknya untuk mundur, dan memberi jalan bagi terbentuknya pemerintahan baru yang akan benar-benar mewakili semua orang di negara ini."
Perhitungan suara belum rampung, namun Partai Konservatif, diperkirakan akan mendapatkan 322 kursi.Sementara Partai Buruh sebagai partai oposisi utama, diperkirakan memperoleh 261 suara, 29 suara lebih banyak dari sebelumnya. SNP (Partai Nasional Skotlandia) kemungkinan akan kehilangan 24 kursi, dan menjadi 32 kursi, sementara Partai Demokrat Liberal diperkirakan mendapat tambahan lima kursi menjadi 13 kursi.
Menteri Luar Negeri Bayangan dari Partai Buruh, Emily Thornberry lebih jauh mengatakan kepada BBC News: "Mungkin saja kami membentuk pemerintahan sesudah pemilu ini."
Namun dia mengesampingkan kemungkinan koalisi. Menurutnya, jika hasil Pemilu ini adalah parlemen yang menggantung, Partai Buruh akan membentuk pemerintah minoritas, dan meminta partai-partai kecil seperti Demokrat Liberal dan SNP untuk mendukung program mereka.
Namun, politikus kawakan Partai Konservatif, Ken Clarke, mengatakan bahwa dia yakin partainya akan memiliki 'mayoritas kecil secara keseluruhan" ketika semua suara telah dihitung.
Untuk mendapatkan mayoritas secara keseluruhan, dibutuhkan 326 kursi.
Seorang sumber partai Demokrat Liberal mengatakan bahwa 'terlalu dini' untuk menanggapi perkiraan hasil Pemilu ini, namun mereka sudah memutuskan untuk tidak bergabung dalam koalisi pemerintahan baru mana pun, baik Konservatif atau Buruh.
Para pemilih Inggris memberikan suara dalam pemilihan umum yang dibayang-bayangi oleh dua serangan teror.
Pemungutan suara dimulai pukul 07:00 waktu setempat pada Kamis (08/06) dan berlangsung sampai pukul 22:00.
Di samping memberikan suara langsung di tempat-tempat pemungutan suara (TPS), sebagian pemilih memberikan suara lewat pos.
Secara keseluruhan di Inggris, panitia pemilihan umum menyediakan 40.000 TPS.
Sekitar 46,9 juta orang terdaftar sebagai pemilih dalam pemilu untuk menetapkan 650 anggota parlemen. Data tersebut lebih besar dibandingkan pemilih yang terdaftar dalam pemilu 2015 sebanyak 46,4 juta.
Dalam pemilu lalu, Partai Konservatif mendapat 331 kursi dari 650 kursi Parlemen Inggris.
Pemilu ini diselenggarakan lebih awal atas permintaan Perdana Menteri Theresa May. Sebelumnya PM May pernah mengatakan tidak akan menggelar pemilihan umum hingga berakhirnya masa kerja parlemen saat ini pada tahun 2020 mendatang.
Inilah pemilihan umum ketiga dalam kurun waktu lebih dari dua tahun.
Editor : Eben E. Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...