Ratusan Migran Protes Polisi Hongaria Blokir Akses KA
BUDAPEST, SATUHARAPAN.COM – Sekitar 100-150 migran dan pengungsi menggelar demonstrasi di luar stasiun kereta api utama internasional di Budapest Rabu (2/9) pagi saat polisi memblokir sekitar 2.000 orang untuk berangkat melalui kereta api ke Austria dan Jerman.
Sekitar 600 pria, perempuan dan anak-anak, sebagian besar dari Suriah, Irak dan Afghanistan, duduk dan berdiri di luar stasiun Keleti sementara 1.200 orang lainnya berada di lantai bawah dengan apa yang disebut "zona angkutan".
Sementara itu, polisi federal di Jerman melaporkan bahwa lebih dari 100 migran dan pengungsi telah tiba satu jam yang lalu di negara itu pada Rabu (2/9), sebagian besar tiba di Munich melalui kereta api dari Hongaria yang mungkin itu adalah sisa pengungsi yang lolos dari blokade polisi.
Total pengungsi yang datang pada hari Selasa adalah 3709 orang. Ini dua kali lebih banyak dari rata-rata harian pengungsi yang datang dalam beberapa pekan terakhir.
Sekitar 100 migran dan pengungsi, berharap untuk dapat pergi ke Jerman, duduk di depan sebuah stasiun kereta api di pinggiran kota dekat perbatasan dengan Serbia. Juga pada hari Rabu (2/9), mereka menolak untuk naik kereta api ke kamp pengungsi Debrecen.
Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kelompok itu "menuntut agar diizinkan untuk melakukan perjalanan ke Jerman ... polisi telah mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan untuk memastikan bahwa lalu lintas kereta api tidak terganggu."
Di utara Perancis, ratusan penumpang Eurostar terlantar pada Rabu (2/9) setelah para migran dan pengungsi rupanya naik di atas salah satu atap kereta dalam berupaya untuk masuk ke Inggris.
Gangguan terhadap layanan Eurostar memaksa pengungsi lain yang sedang dalam perjalanan ke London atau Paris terpaksa kembali, dengan dua kereta lainnya dibatalkan pada Rabu (2/9) untuk menangani penumpang yang membludak.
Pengungsi Panik Ketika Aturan Hongaria Diberlakukan
Dari catatan pemerintah Hongaria pada bulan Agustus saja ada sebanyak 50.000 pengungsi memasuki negara tersebut dan mungkin minggu ini akan ada ribuan migran lainnya naik kereta ke Austria dan Jerman. Namun, pada Selasa (1/9) secara tiba-tiba polisi memblokir akses ke stasiun untuk siapa saja yang tidak memiliki visa Uni Eropa.
Pemerintah Hongaria Perdana Menteri sayap kanan Viktor Orban, yang telah membangun penghalang kawat berduri sepanjang 175 kilometer yang berbatasan dengan Serbia, mengatakan bahwa itu adalah aturan yang diterapkan Uni Eropa.
Tapi, kawat berduri itu terbukti tidak efektif dalam menjaga puluhan ribu orang masuk yang mendaki dari Yunani melalui Balkan Barat, dan pihak berwenang Hungaria mengatakan bahwa 2284 menyeberang pada Selasa (1/9) termasuk 353 anak-anak.
"Jika Eropa mengizinkan kami masuk, mengapa mereka tidak memberi kami visa? Mengapa kami harus melakukan perjalanan rahasia ini?" kata Bilal, seorang warga Suriah dari Aleppo, mengatakan kepada AFP, hari Selasa (1/9) dekat perbatasan Serbia dengan Hongaria.
"Kami khawatir bahwa suatu hari semuanya akan berubah, bahkan Jerman akan menutup perbatasan ketika mereka rasa telah cukup, jadi kami harus mempercepat perjalanan kami," kata dia. (middleeasteye.net)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...