Ratusan Orang di Tiongkok Diundang Nikmati Nasi Rekayasa Genetik
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Ratusan orang diundang melalui internet untuk mencicipi nasi dari produk rekayasa genetika pada restoran di 23 kota di seluruh Tiongkok pada hari Minggu (8/2) dalam sebuah langkah mempromosikan makanan produk GM (genetic modified) kepada masyarakat umum.
Wu Xingchuan, chief editor dari scipark.net, sebuah situs sains yang menyelenggarakan acara tersebut. Dia mengatakan seperti dikutip chinadaily.com.cn, "Kami berusaha untuk mendapatkan pesan dari berbagai orang yang masih meragukan keamanan produk GM. Kami percaya bahwa beras GM aman, dan kami lebih dari sekadar bersedia untuk memakannya."
Menurut dokumen kebijakan pertama yang dikeluarkan oleh Komite Sentral Partai Komunis China pada bulan Januari, Tiongkok akan memperkuat penelitian dan mengelola keamanan makanan yang dihasilkan dari rekayasa genetik.
Varietas padi yang dimakan di restoran itu adalah dari rekayasa genetika galur Bt 63 yang dikembangkan para peneliti di Universitas Agrikultural Huazhong di Wuhan, Provinsi Hubei. Nama itu menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis (bt) tertanam dalam genetik tanaman. Ini menghasilkan pestisida alami yang melindungi tanaman itu.
Beras Bt 63, bersama-sama dengan strain lain, Huahui 1, menerima sertifikasi keselamatan pada bulan Januari untuk produksi selama empat tahun, setelah sertifikat awal berakhir pada bulan November lalu.
Promosi ini hanya langkah pertama dalam budi daya secara komersial padi GM di Tiongkok. Masih ada tiga sertifikat lain yang diperlukan untuk jaminan keamanan, termasuk sertifikat produksi dan sertifikat bisnis dari komite keamanan hayati dari Departemen Pertanian.
Chen Xiwen, wakil direktur Central Rural Work Leading Group, mengatakan pekan lalu bahwa ada fakta dua varietas padi GM itu belum disetujui untuk budi daya komersial, menunjukkan sikap hati-hati negara terhadap makanan dari produk GM.
"Kami ingin mereka untuk menguji keamanan selama empat tahun. Dalam arti tertentu, itu bukan ilmu yang telah gagal untuk memberikan putusan tentang keselamatannya. Media publik juga belum mengakui mereka," katanya.
Sementara itu, pegiat lingkungan Greenpeace pada tahun 2005 sudah menyebutkan bahwa di Tiongkok, termasuk di Provinsi Hubei, beras rekeyasa genetik yang dijual sebagai produk yang ilegal. Disebutkan juga sejumlah produk beras rekayasa genetik berbagai jenis yang dijual namun belum melalui pengujian keamanan.
Greenpeace termasuk organisasi yang terus mengkampanyekan penolakan terhadap produk rekayasa genetik yang diperkirakan bisa berdampak lebih buruk dari yang bisa diperkirakan.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...