Ratusan Orang Dievakuasi di Tengah Tembakan di Kota Homs, Suriah
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Ratusan warga sipil di kota Homs, Suriah, dievakuasi pada hari Minggu (9/2) di tengah serangan senjata dan mortir dari kelompok bersenjata di sana, setelah lebih dari setahun terkepung oleh perang saudara.
Evakuasi itu memanfaatkan tiga hari gencatan senjata yang belum pernah terjadi. Lebih dari 600 orang dievakuasi dari Homs dengan bantuan dari Bulan Sabit Merah Suriah, kata menurut Gubernur Talal Barrazi.
Operasi ini bagian dari gencatan senjata yang dimediasi PBB yang dimulai hari Jumat antara pemerintah Presiden Bashar Al-Assad dan pemberontak bersenjata. Hal itu menjadi kesempatan bagi ribuan perempuan, anak-anak dan pria lanjut usia untuk meninggalkan kota yang telah mala terkepung peperangan, dan pengiriman persediaan makanan ke sana.
Sementara itu, di wilayah utara, pesawat pemerintah menyerang dengan menjatuhkan bom yang disebut sebagai bom barel yang berisi bahan peledak , bahan bakar dan potongan-potongan logam. Serangan ditujukan pada dua daerah yang dikuasai pemberontak dari Aleppo, dan mengakibatkan sedikitnya 11 orang meninggal, kata aktivis oposisi.
Pasukan yang setia kepada Al-Assad memblokade bagian yang dikuasai pemberontak di kota Homs selama lebih dari setahun, dan menyebabkan kelaparan dan penderitaan yang luas.
Satu kelompok warga yang menunggu disepakatinya titik evakuasi di Al-Qarabis di wilayah yang dikuasai pemberontak. Namun mereka menghadapi serangan yang melukai puluhan orang, kata aktivis yang berbasis di Homs.
Meskipun ada tembakan dan serangan mortir, para perempuan, anak-anak dan pria lanjut usia berlari ke arah sekelompok pekerja Bulan Sabit Merah. Tim ini menunggu di titik pertemuan yang jaraknya kurang dari satu mil di daerah yang disebut Samer Al-Homsy. Para aktivis Suriah mengatakan bahwa tembakan berasal dari wilayah yang dikuasai pemerintah, seperti dikutip Al Ahram.
Sementara itu, dari kantor berita negara Suriah, SANA, dilaporkan bahwa warga sipil itu diserang. Dan berita itu menyalahkan kelompok "teroris" yang melakukan. Pemerintah Suriah menggunakan istilah “teroris: untuk menyebut pemberontak berusaha menggulingkan kekuasaan Al-Assad.
Kelompok oposisi yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan ledakan dan tembakan yang terjadi di dekat tempat evakuasi membunuh lima pria dan anak laki-laki, namun tidak diketahui siapa mereka.
Hari Minggu itu, setidaknya ada empat bus yang penuh sesak warga sipil keluar daerah itu, seperti disiarkan stasiun televisi Libanon Al-Mayadeen. Anak-anak berwajah pucat dan kelelahan terlihat dari balik kaca bus. Juga terlihat beberapa orang dewasa yang tampak kurus. Seorang pria kurus mengatakan bahwa lebih dari 1.000 warga sipil masih terjebak di kota itu.
Sementara itu, Khaled Erksoussi, kepala operasi untuk Bulan Sabit Merah Suriah, mengatakan bahwa badan tersebut akan mencoba untuk mengevakuasi warga sipil sebanyak mungkin sebelum gencatan senjata berakhir pada Senin ini.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...