Ratusan Pendukung ULMWP Ditangkap
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Ratusan pendukung Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) ditangkap kepolisian Papua selama tiga hari terakhir, kata Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Bazoka Logo, juru bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB)—sebuah kelompok masyarakat yang berkampanye untuk kemerdekaan Papua dan Papua Barat—mengatakan penangkapan terjadi di beberapa kota di Papua.
"Mulai tanggal 28 Mei sampai tadi malam sudah ada 101 orang," katanya di Jayapura, Selasa (31/05).
Menurutnya, sebanyak 50 orang ditangkap di Wamena dan 51 orang di Jayapura. Mereka ditangkap saat menyebarkan selebaran yang berisi seruan untuk melakukan aksi damai pada Selasa (31/05).
Aksi itu sendiri tetap berlangsung di depan gerbang Kampus Utama Universitas Cenderawasih di Perumnas 3 Waena. Wartawan di Jayapura, Yuliana Lantipo, melaporkan beberapa pengunjuk rasa mengusung poster berisi seruan agar rakyat Papua diberikan hak menentukan nasib sendiri.
Ada pula demonstran yang mengecat tubuh sesuai warna bendera Bintang Kejora.
Tidak akan Akomodir
Kapolres Abepura, AKBP Jeremias Rontini, tidak mengomentari soal penangkapan terhadap aktivis KNPB.
Dia menegaskan tidak akan mengizinkan massa untuk melakukan pawai ke kantor DPRD Papua di Jayapura.
“Aspirasi yang mereka bawa adalah Papua merdeka, kan sudah berbeda. Sehingga mengapa kita sampaikan kepada mereka, sampai kapan pun kita tidak akan mengakomodir aspirasi mereka untuk melakukan aksi-aksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum,” kata Jeremias.
Para pengunjuk rasa menyuarakan dukungan keanggotaan Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dalam Melanesian Spearhead Group (MSG).
MSG adalah sebuah blok regional yang meliputi Fiji, Vanuatu, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. ULMWP mengajukan diri menjadi anggota penuh, dengan harapan gerakan mereka akan mendapat pengakuan lebih tinggi.
Demonstrasi di Jayapura ini berjarak empat pekan setelah beberapa negara Pasifik yang tergabung dalam Melanesian Spearhead Group (MSG) menyokong proses penentuan nasib rakyat Papua yang melibatkan pemungutan suara yang diawasi secara internasional.
Dukungan Negara-negara Pasifik
Demonstrasi di Jayapura ini berjarak empat pekan setelah beberapa negara Pasifik yang tergabung dalam Melanesian Spearhead Group (MSG) mengadakan pertemuan di London. Pada pertemuan itu, mereka menyokong proses penentuan nasib rakyat Papua yang melibatkan pemungutan suara yang diawasi secara internasional.
Pemerintah Indonesia sendiri menegaskan tidak menerima gagasan penentuan nasib sendiri di Papua.
Beberapa waktu lalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kepada BBC Indonesia bahwa kampanye yang diadakan di luar negeri untuk memisahkan Papua dari Indonesia bukan langkah berarti.
"Kadang-kadang apa yang mereka lakukan misalnya seperti sesuatu yang sangat besar, tapi sebenarnya tidak," kata Retno. (bbcindonesia)
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...