Ratusan Pengungsi Kristen di Jerman Alami Kekerasan
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Kelompok pemantau, Open Doors, menemukan setidaknya 743 pengungsi Kristen yang tinggal di kamp-kamp di Jerman diserang oleh para pengungsi Muslim pada 2016. Hal ini dinilai sebagai ke kegagalan pemerintah Jerman untuk memahami peran agama dalam kehidupan pengungsi .
"Kasus-kasus yang didokumentasikan mengkonfirmasi bahwa situasi pengungsi Kristen di tempat penampungan di Jerman belum bisa dicegah. Kelompok minoritas didiskriminasi, dipukuli, dan menerima ancaman pembunuhan dari pengungsi Muslim dan sebagian oleh staf Muslim (petugas keamanan, penerjemah , relawan) atas dasar agama mereka," menurut sebuah survei yang diterbitkan oleh Open Doors Jerman yang dikutip oleh Chriatian Post.
"Kasus terbaru yang perlu dipertimbangan sekarang adalah ada 743 pengungsi Kristen yang telah melaporkan serangan bermotif agama. Dengan lebih banyak dilakukan oleh staf, dan jumlahnya signifikan lebih tinggi dari kasus dalam survei," menurut laporan itu.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa angka terbaru itu kemungkinan besar hanya "puncak gunung es" dari kasus serangan bermotif agama terhadap umat Kristen dan Yazidi. Diperkirakan bahwa angka kasus yang tidak dilaporkan lebih tinggi.
Survei melaporkan bahwa banyak pengungsi yang melarikan diri kengerian perang di Suriah dan wilayah sekitarnya. Mereka melarikan diri kelompok teror dan perang saudara yang telah menciptakan krisis kemanusiaan. Namun sekarang mereka juga menghadapi kondisi trauma di kamp-kamp pengungsi di Jerman, di mana mereka berharap menemukan keselamatan dan keamanan, tapi justru menemukan ketidakadilan.
Christian Post juga melaporkan bahwa ada sejumlah laporan pengungsi Kristen menghadapi serangan oleh pengungsi Muslim di kamp-kamp di Jerman, seperti pada kasus Oktober tahun lalu. Seorang pengungsi berusia 24 tahun dilaporkan dipukuli dengan tongkat sampai pingsan oleh pengungsi Muslim di sebuah kamp di Hamburg-Eidelstedt.
The Daily Express yang memberitakan tidak menyebutkan namanya korban, seorang dari Iran berusia 24 tahun. Dia diselamatkan oleh belasan pengungsi lain yang menarik dia dari si penyerang.
Dalam pernyataannya, Open Doors mendesak pemerintah Jerman untuk mempertimbangkan menerapkan beberapa langkah yang berbeda untuk melindungi pengungsi penganut agama minoritas, seperti penggabungan dalam kelompok, dan menambah persentase staf keamanan non-Muslim.
Editor : Sabar Subekti
1.100 Tentara Korea Utara Jadi Korban dalam Perang Rusia-Ukr...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 1.000 prajurit Korea Utara tewas atau terluka dalam perang Rusia d...