Ratusan Pengungsi Suriah Berusaha Melewati Perbatasan Turki
EDIRNE, SATUHARAPAN.COM - Sekitar 250 migran asal Suriah telah berjalan ke Pazarkule, gerbang perbatasan di provinsi Edirne, Turki, dengan harapan mencapai Jerman melalui Yunani tengah dan dihadang pasukan keamanan Turki.
Situs berita Turki, Hurriyet Daily News menyebutkan, sekitar 3.000 migran Suriah berkomunikasi melalui internet dan datang dari berbagai provinsi di seluruh Turki, tiba di Edirne dengan menyewa bus dan kendaraan pribadi. Setelah mengetahui kedatangan mereka, polisi dan pasukan Gendarmerie menghalangi jalan mereka ke kota sesuai dengan pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri Turki.
Namun, sekitar 250 migran berhasil mencapai Edirne dengan berjalan kaki dan berkumpul di terminal bus utama di kota itudi mana mereka melakukan protes duduk. Pasukan keamanan yakin seratus migran kembali ke Istanbul, sedangkan sisanya tetap di terminal bus.
Ahmet Mihtaki, atas nama kelompok migran, mengatakan bahwa mereka ingin mencapai Jerman dengan berjalan kaki melalui Yunani, karena usaha yang gagal melalui jalan laut.
"Kami tidak takut siapa pun. Kami menghadapi kematian dan semua kesulitan ketika kami datang ke sini. Tujuan kami adalah pergi ke Jerman. Orang Turki, tentara dan polisi begitu baik dan penuh belas kasihan. Mereka harus membiarkan kami menyeberangi perbatasan dengan berjalan kaki. Kami akan menyeberangi perbatasan dan pergi untuk hidup. Kami pergi karena perang di negara kami. Mereka harus memahami kami, "kata Mihtaki.
Para pengungsi membawa foto Aylan Kurdi dan memprotes tidak diizinkan untuk melewati perbatasa Turki menuju Eropa. (Foto: dari Hurriyet Daily News)
Foto Aylan Kurdi
Selain itu, anak-anak memegang gambar Aylan Kurdi, balita Suriah berumur tiga tahun yang difoto tergeletak di pasir di Bodrum setelah tenggelam di Aegea, juga menuntut untuk menyeberangi perbatasan, mereka mengatakan ingin mendapatkan pendidikan di Jerman .
Sementara itu, sekitar 800 migran Suriah juga mencoba untuk mencapai Edirne dengan berjalan di jalan raya TEM. Polisi dan pasukan Gendarmerie menghalangi jalan mereka saat mereka meneriakkan slogan-slogan dan memprotes intervensi pasukan keamanan.
Migran Suriah juga menunggu di terminal bus utama Istanbul setelah mereka tidak bisa mendapatkan tiket bus menuju berbatasan Provinsi Thracian, Turki.
Migran di Turki tidak diberi akses ke provinsi yang tertulis pada kartu identitas untuk mereka, menurut pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri Turki.
Hukuman bagi Operator Bus
Pihak berwenang memperingatkan perusahaan operasi bus untuk mematuhi pemberitahuan dan memperingatkan mereka potensi tuntutan hukum. Pejabat perusahaan akan diadili sebagai pelaku "perdagangan manusia" jika mereka menjual tiket bus untuk migran tanpa memeriksa kartu identitas mereka.
Setelah pemberitahuan, para migran di dalam wilayah Turki bebas bergerak hanya di dalam dan antar kota yang tercantum pada kartu identitas migran mereka. Pasukan Gendarmerie di Edirne diperintahkan meningkatkan upaya untuk mencegah migran memasuki kota Thracian dengan memeriksa kartu identitas pendatang, seperti perintah dari Kantor Gubernur Edirne.
Lalu lintas di provinsi perbatasan Turki menuju negara-negara Eropa meningkat, dan telah mengubah kebijakan migran mereka untuk menyambut lebih banyak migran setelah perahu terbalik di lepas kota Aegean dari Bodrum. Sebanyak 12 migran tewas, termasuk Aylan, yang fotonya dikirim ke seluruh dunia.
Geografis, Turki terletak di antara Suriah dan Irak yang dilanda perang di tenggara dan negara-negara anggota Uni Eropa dari Bulgaria dan Yunani di barat laut. Turki menjadi titik transisi bagi pendatang asing mencari suaka secara ilegal menyeberang ke Uni Eropa dalam upaya untuk melarikan diri dari kekerasan di Irak dan Suriah dan mencari standar hidup yang lebih baik.
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...