Ratusan Warga Kabur dari Benteng ISIS di Suriah
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM – Ratusan warga sipil melarikan diri dari benteng ekstremis di Suriah utara pada Minggu (12/06) dengan bantuan dari aliansi Kurdi-Arab dukungan Amerika Serikat (AS) yang mengepung kota tersebut, kata Observatorium Suriah untuk HAM.
Puluhan ribu orang terjebak di dalam Manbij setelah aliansi itu mengepungnya pada hari Jumat (10/6), pukulan telak bagi ISIS yang menguasai wilayah tersebut.
“Sekitar 600 warga sipil berlari menuju area yang dikuasai aliansi Pasukan Demokratik Suriah (Syrian Democratic Forces/SDF) di selatan kota itu,” kata Observatorium.
SFD “mengangkut mereka ke daerah yang lebih aman,” kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman.
Warga yang masih berada di kota itu takut dengan serangan udara di sana, kata Abdel Rahman, dengan terjadinya kelangkaan makanan karena aliansi memblokir semua jalan masuk dan keluar.
Sedikitnya 223 pejuang ISIS dan 28 tentara SDF tewas – serta 41 warga sipil dalam serangan udara koalisi – sejak serangan aliansi di Manbij dimulai pada 31 Mei, menurut Observatorium.
ISIS Bunuh 18 Warga yang Mencoba Kabur dari Fallujah
Sementara itu di tempat yang berbeda, pejuang ISIS menewaskan 18 orang dari dua keluarga saat mereka mencoba melarikan diri dari benteng ekstremis yang dikepung, di Fallujah, kata kerabat keluarga pada hari Minggu (12/6).
“Sejumlah warga mencoba kabur dan saat mereka mendekati persimpangan Al-Salam, Daesh (ISIS) menembak mereka, menewaskan 18 orang dan melukai puluhan lainnya,” kata seorang petugas senior dari Komando Operasi Gabungan kepada AFP.
Sang petugas, yang namanya tidak ingin disebut karena dia tidak memiliki wewenang untuk berbicara kepada pers, mengatakan angkatan darat berhasil menyelamatkan beberapa korban yang terluka.
Kerabat mengatakan kelompok pertama yang mencoba kabur itu terdiri dari sekitar 100 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
ISIS menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia untuk menjaga bentengnya sejak pasukan Iran melancarkan serangan besar pada 22-23 Mei, dan dalam beberapa kejadian menembak orang-orang yang mencoba kabur.
Warga sipil yang selamat sampai di kamp orang telantar di selatan Fallujah dan di beberapa organisasi bantuan melaporkan sejumlah kasus warga yang ditembak mati, sebagian besar terjadi saat mereka mencoba menyeberangi Sungai Efrat untuk menuju pasukan pemerintah Irak.
Mereka berasal dari dua keluarga – Albu Hatem dan Albu Saleh – dan pernah gagal sebelumnya dalam upaya kabur beberapa hari lalu. (AFP)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...