Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 22:14 WIB | Sabtu, 07 Desember 2013

Reaksi Media Timur Tengah Atas Kematian Nelson Mandela

Foto: alarabiya.net

UEA, SATUHARAPAN.COM - Seluruh dunia seperti terbangun oleh berita kematian pemimpin revolusi Nelson Mandela Jumat (6/12) lalu. Foto Mandela tersebar di media di seluruh dunia dengan konten yang berbeda-beda fokus pada hidup panjang dan bergolak dari pemimpin Afrika Selatan.

Koran Pan-Arab Asharq al-Awsat yang berbasis di London fokus pada tanggal tonggak bersejarah dalam kehidupan Mandela, mencatat pentingnya Mandela menjadi presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan.

Media juga terus-menerus memperbarui isi website dengan pernyataan tentang kehidupan Mandela dan kematiannya dari tokoh-tokoh internasional seperti Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Palestina telah mengumumkan hari berkabung untuk memperingati kehidupan Mandela. Negara Mesir dengan surat kabar resminya al-Ahram memberikan biografi singkat dari Mandela, menyoroti tonggak dalam kehidupan menggeloranya.

Termasuk kelahirannya pada tanggal 18 Juli 1918, pemimpin suku, belajar hukum sebelum akhirnya berjuang untuk anti apartheid. Banyak publikasi juga mencatat prestasi penting kehidupannya seperti menerima Hadiah Nobel pada tahun 1993 bersama Frederick De Klerk, yang membebaskannya dari penjara dan kemudian bekerja di bawah Mandela sebagai wakil presiden.

Koran al-Shorouk Mesir mengutip tweet Mohammad ElBaradei, mantan direktur jenderal Mesir dari Badan Energi Atom Internasional, yang berkabung atas kematian Mandela. "Nelson Mandela: "Kemanusiaan telah kehilangan putra terbaiknya," kata ElBaradei.

Tokoh Mesir terkemuka lainnya juga memakai Twitter untuk mengekspresikan perasaan mereka tentang kematian Mandela.

Situs berita Mesir al-Masry al-Youm mengutip Amr Hamzawy, profesor ilmu politik di Universitas Kairo dan pemimpin Partai Kebebasan Mesir, yang mengatakan: "manusia modern kehilangan orang terbaik untuk hak, keadilan, toleransi, dan kesetaraan. Benua Afrika kami kehilangan profil kemanusiaan yang tinggi, kita telah kehilangan Mandela yang besar."

Koran al-Shorouk Mesir bersama BBC Arabic memuat ”enam fakta Mandela yang tidak diketahui," seperti fakta bahwa Mandela ada di daftar pengawasan teroris AS sampai 2008 dan ia sering berpakaian seperti sopir, tukang kebun atau koki untuk menghindari pihak berwenang. Juga cerita bagaimana Mandela lupa menaruh kacamata ketika di penjara, yang membuatnya tidak bisa membaca pidato, dan membuat dia terpaksa memakai kacamata istrinya.

Koran yang berbasis di UEA The National memfokuskan pada dukungan Mandela pada Palestina dalam sebuah artikel berjudul "Palestina megingat Mandela sebagai 'paling berani yang mendukung kami'" yang dikutip dari pernyataan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

"Dalam perjuangan mereka untuk mengakhiri pendudukan Israel, Palestina memakai inspirasi dari upaya Mandela menjatuhkan rezim apartheid," tulis Hugh Naylor dari The National.

Mengingat pertemuan Mandela dengan Yasser Arafat setelah ikon anti apartheid dibebaskan dari penjara, seperti dikutip dari The National kata-kata Mandela yang menggambarkan pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), sebagai "sesama pejuang kemerdekaan."

Mandela dan Israel

Pejabat Israel seperti Benjamin Netanyahu dan Shimon Peres adalah beberapa pejabat internasional pertama yang merilis pernyataan pada kematiannya. Sementara The Jerusalem Post menyoroti "ambivalen" hubungan antara Afrika Selatan dan Israel.

"Salah satu kekuatan terbesar Mandela adalah kemampuannya untuk mengubur tapi tidak melupakan kepahitan masa lalu, dan secara aktif bekerja untuk masa depan yang lebih adil, " tulis Steve Linde, editor in chief The Jerusalem Post dalam sebuah artikel berjudul "Mandela dan Israel."

Artikel itu mengingatkan wawancara Linde dengan Mandela selama kunjungan terakhir ke Yerusalem pada tahun 1999.

"Untuk banyak orang yang mempertanyakan mengapa saya datang, saya katakan: Israel bekerja sangat erat dengan rezim apartheid. Aku berkata: Aku telah membuat perdamaian dengan banyak pria yang membantai orang-orang kami seperti binatang. Israel bekerja sama dengan rezim apartheid, tetapi tidak berpartisipasi dalam kekejaman," kata Mandela pada Linde.

"Mandela memiliki ambivalen, hubungan yang hampir cinta-benci dengan orang-orang Yahudi dan Israel ... Pekerjaan pertamanya dengan firma hukum Yahudi di Johannesburg, dan beberapa teman terdekatnya, penasihat politik dan rekan bisnis dia adalah Yahudi. Ketika ia membutuhkan nasihat atau uang, mereka adalah orang-orang pertama yang dipanggil," tulis artikel itu.

Lain lagi di surat kabar yang berbasis di UEA, Gulf News, berfokus pada detail bahwa dunia tampaknya telah melupakan: istri Mandela, Graca Machel, yang berduka karena kematian suaminya.

'Artikel Gulf News berjudul “Istri Nelson Mandela: saya belajar untuk memisahkan manusia dari mitos", berfokus pada gabungan beberapa kata-kata Grace Machel yang menemani Mandela sepanjang sisa hidupnya.

"Dia menjadi juara dan pendamping dalam beberapa tahun terakhir dan saksi pertama penurunan tak terhindar dari Mandela, " David Smith dari Gulf News menulis tentang Machel.

Dikutip Gulf News, Mandela berbicara tentang istri ketiganya Machel, "aku jatuh cinta dengan seorang wanita cantik. Aku tidak menyesali apa yang dulu terjadi dan yang terlambat dalam hidupku, aku mekar seperti bunga karena cinta dan dukungan yang dia beri padaku." (alarabiya.net)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home