Referendum di Afrika Tengah untuk Hentikan Konflik Sektarian
BANGUI, SATUHARAPAN.COM – Republik Afrika Tengah (Central African Republic / CAR) hari Minggu (13/12) menyelenggarakan referendum untuk menentukan konstitusi baru sebagai upaya menghetikan konflik sektarian bertahun-tahun di negeri itu.
Badan penjaga perdamaian PBB melaporkan bahwa referendum itu berlangsung dengan sukses, meskipun terjadi insiden kekerasan dan intimidasi di mana tiga anggota penjaga perdamanain terluka. Dan berbagai media menyebutkan dua orang meninggal akibat insiden di ibu kota CAR, Bangui, dan kota Bria.
Jika disetujui oleh rakyat, maka CAR akan mempunyai konstitusi baru yang melindungi kebebasan beribadah dan kebebasan beragama, serta membentuk senat, dan pemilihan presiden dan legislatif akan segera dilaksanakan.
Sementara ini, CAR dipimpin oleh Presiden sementara, Catherine Samba-Panza, seorang Kristen, dan Perdana Menteri, Mahamat Kamoun, seorang Muslim.
Kepala Opersai Penjaga Perdamaian di bawah Sekjen PBB (MINUSCA), Hervé Ladsous, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa diperkirakan sekitar 95 persen rakyat CAR menghendaki perubahan dengan konstitusi baru.
Sekitar dua tahun lebih CAR dirundung konflik sektarian antara kelompok Muslim Seleka dan kelompok Kristen Anti Balaka yang saling berebut pengaruh dasn kekuasaan. Konflik ini telah memakan banyak korban.
Menurut laporan MINUSCA, kerusuhan terjadi karena di CAR masih ada pihak-pihak yang tetap berusaha menggagalkan proses politik untuk menstabilkan CAR, baik dari kelompok Muslim maupun Kristen.
Pihak PBB mengharapan bahwa dengan referendum ini bisa tercipta stabilitas dan dihentikannya kekerasan di CAR, serta proses politik bisa berlangsung dengan baik. PBB juga mengharapkan dukungan internasional untuk tidak berkompromi demi proses politik dan menolak setiap kekerasan. (un.org)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...