Regional Positif, IHSG dan Rupiah Menanjak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (17/4) dibuka naik 24,19 poin searah dengan bursa saham di kawasan Asia yang berada di area positif. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat sebesar 31 poin menjadi Rp 11.404 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.435 per dolar AS.
IHSG BEI dibuka naik 24,19 poin atau 0,50 persen menjadi 4.897,19. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 7,12 poin (0,86 persen) ke level 830,54.
Analis Samuel Sekuritas Tiesha Narandha Putri di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa indeks BEI dibuka menguat searah dengan pergerakan mayoritas Bursa Asia pagi ini memfaktorkan positifnya sentimen dari bursa AS tadi malam.
“Bursa AS yang kembali menguat sekitar satu persen seiring dengan optimisme investor terhadap pernyataan the Fed akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah. Kondisi itu cukup disambut positif oleh bursa global,” katanya.
Ia menambahkan bahwa penguatan indeks BEI juga dipicu dari penguatan EIDO (produk di bursa AS yang memuat saham-saham Indonesia) yang cukup signifikan pada tadi malam.
Ia memperkirakan bahwa pada Kamis ini indeks BEI akan kembali melanjutkan penguatannya ke level batas atas 4.920 poin, penguatan harga logam dunia akan turut menjadi salah satu katalis positif bagi saham-saham sektor pertambangan hari ini.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan bahwa pelaku pasar saham asing diperkirakan masih menjaga tren penguatan indeks BEI.
“Diharapkan sentimen yang ada masih mendukung kenaikan lanjutan IHSG BEI bergerak di kisaran 4.863-4.896 poin,” katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 78,64 poin (0,35 persen) ke level 22.774,65, indeks Nikkei naik 12,18 poin (0,08 persen) ke level 14.429,86 dan Straits Times melemah 2,74 poin (0,08 persen) ke posisi 3.250,46.
Rupiah Kamis Pagi Menguat 31 Poin
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat sebesar 31 poin menjadi Rp 11.404 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.435 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan, dolar AS cenderung kehilangan ketangguhannya setelah pimpinan bank sentral AS (the Fed) Janet Yellen menyatakan tetap mempertahankan kebijkan akomodatif dalam beberapa waktu ke depan guna mendukung pemulihan ekonomi AS.
“Mata uang rupiah kembali menguat setelah pernyataan the Fed mengindikasikan belum agresif untuk menaikkan suku bunganya,” katanya.
Ia mengemukakan bahwa the Fed menekankan kepada investor agar melihat serangkaian data ekonomi AS untuk menentukan kapan the Fed mulai menaikkan suku bunga.
“Inflasi yang masih rendah akan memberikan ruang bagi the Fed untuk mempertahankan suku bunga, sementara untuk tingkat pengangguran the Fed menginginkan kondisi yang dikatakan `full employment` pada kisaran 5,2--5,6 persen, sementara tingkat pengangguran AS saat ini masih 6,7 persen,” katanya.
Menurut dia, pernyataan tersebut meredam spekulasi bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga enam bulan setelah stimulus moneter berakhir.
“Dolar AS saat ini terpantau cenderung melemah terhadap mayoritas mata uang dunia,” tambahnya. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...