Relasi Diplomatik Memanas, Saudi Bekukan Visa Bisnis Warga Swedia
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM – Arab Saudi membekukan visa bisnis untuk warga Swedia, ungkap kementerian luar negeri Swedia pada Kamis (19/03) di tengah meningkatnya sengketa diplomatik antara negara Nordik dan Teluk itu.
Swedia “diinformasikan” oleh Riyadh tentang perkembangan kabar tersebut, ungkap juru bicara kementerian luar negeri kepada AFP.
“Ini tentunya bukan situasi yang baik. Kami tidak ingin situasi seperti ini dengan Arab Saudi,” kutip kantor berita Swedia TT dari pernyataan Perdana Menteri Stefan Loefven di Brussels.
Swedia pekan lalu memutuskan hubungan militer dengan Arab Saudi setelah Menteri Luar Negeri Margot Wallstroem menuduh Riyadh melarangnya berpidato tentang HAM di Liga Arab.
Sebagai tanggapan, Arab Saudi menarik duta besarnya, mengutip kritik Wallstroem terhadap catatan HAM dan demokrasinya.
Pada Rabu kemarin (18/3), Uni Emirat Arab juga menarik duta besarnya dari Swedia, sebagai bentuk solidaritas untuk negara tetangganya di Teluk.
Hubungan Swedia dengan Arab Saudi mencapai tingkat terendah sepanjang masa pada bulan lalu setelah Wallstroem menggambarkan negara Teluk itu sebagai “negara diktator” yang menyalahi hak-hak perempuan.
Wallström menyebut Arab Saudi sebagai sebuah negara kediktatoran dan mengecam perlakuan negara itu terhadap perempuan. Wallström mengutuk hukuman cambuk 1.000 kali yang dikenakan kepada blogger Raif Badawi dan menyebut hukuman itu sebagai cara 'abad pertengahan'.
Awal pekan ini Wallström dilarang memberikan pidato untuk Liga Arab di Kairo setelah adanya protes dari delegasi Saudi.
Pada akhir pertemuan Liga, Menteri Luar Negeri Arab menyatakan "kecaman dan keheranan" pada pernyataan Wallström, yang "tidak sesuai dengan fakta bahwa konstitusi Kerajaan Arab Saudi didasarkan pada syariah."
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan kritikan Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallström “berbahaya bagi kerajaan (Arab Saudi), dan merupakan “intervensi langsung dalam urusan dalam negeri kami, yang tidak bisa diterima berdasarkan konvensi internasional.”
"Syariah telah menjamin hak asasi manusia dan memelihara kehidupan, harta, kehormatan, dan martabat manusia. Kementerian Luar Negeri menganggap komentar (Wallström) sebagai tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Sementara Perdana Menteri Swedia Stefan Loefven, belum lama ini mengumumkan bahwa Stockholm tidak akan memperpanjang perjanjian kerja sama militer dengan Riyadh yang telah berlangsung selama 10 tahun terakhir. Keputusan itu secara resmi mengakhiri hubungan di bidang pertahanan antara kedua negara. (Ant/aljazeera.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...