Remaja Asal Inggris Diduga Bergabung dengan NIIS
BRISTOL, SATUHARAPAN.COM – Remaja asal Inggris lagi-lagi diduga bergabung dengan NIIS. Yusra Hussien (15) telah melarikan diri dari Inggris dan diduga bergabung jihadis di Suriah setelah dicuci otak melalui media sosial.
Yusra meninggalkan rumah keluarganya di Bristol pada Rabu pekan lalu untuk bergabung bersama para pejuang garis keras di negara yang dilanda perang. Berita itu muncul setelah Menteri Dalam Negeri Theresa May berbicara tentang perlunya tindak pencegahan terhadap ekstremisme.
Juru bicara keluarga Yusra Hussien mengatakan orangtuanya sangat bingung dan khawatir. Yusra, yang diduga telah terkena propaganda jihad di internet dan melakukan penerbangan ke Istanbul. Orangtuanya berpikir bahwa Yusra hanya akan pergi ke sekolah. Namun, Mohammed (ayah) menyadari bahwa Yusra hilang saat ia menjemputnya di sekolah sore itu. Mohammed dan istrinya Safiya enggan berkomentar lebih jauh untuk memberikan keterangan tentang putri mereka yang hilang. “Kita semua benar-benar bingung,” katanya.
Sementara itu, keluarga belum dapat menghubungi Yusra. Polisi meyakini bahwa Yusra mungkin sudah berada di timur Turki dekat perbatasan dengan Suriah. Seorang kerabat dekat Yusra mengatakan bahwa mereka takut Yusra telah menjadi korban cuci otak di internet.
Louisa Rolfe dari pihak kepolisian berkata, "Karena ia dilaporkan hilang oleh orang tuanya kami telah melakukan penyelidikan yang luas untuk melacak jejaknya sejak dia meninggalkan rumah untuk pergi ke Istanbul. Ada indikasi dia mungkin telah bergabung dengan kelompok radikal, tapi saat ini prioritas kami adalah untuk menemukannya sebelum dia melintasi perbatasan ke Suriah dan memastikan bahwa dia aman."
Louisa mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan jeli melihat tanda-tanda ancaman radikal ini. "Kita semua harus waspada dan siap untuk melihat tanda-tanda radikalisasi. Seringkali, anak muda Muslim yang pergi ke Suriah naif dan tidak menyadari bahwa mereka sedang tersedot untuk bergabung dengan kelompok ekstrimis. "
Hingga saat ini, 50 remaja perempuan asal Inggris dikhawatirkan telah pergi ke Timur Tengah untuk bergabung dengan jihadis. Remaja-remaja Inggris ini telah bergabung dengan ISIS dan diyakini mereka berada di kubu kelompok Raqqa, Suriah timur. Remaja usia 14 atau 15 tahun ini, pergi untuk menikah dengan para jihadis, melahirkan anak, dan bergabung dalam komunitas militan. Saudara kembar Zahra dan Salma Halane meninggalkan rumah di Manchester pada bulan Juli lalu tanpa sepengetahuan orang tua untuk ikut saudara mereka ke Suriah. Keduanya kini dikabarkan telah menikah dengan anggota NIIS.
Para ahli mengatakan bahwa beberapa perempuan NIIS ikut mengangkat senjata. Di Inggris telah diposting gambar diri mereka ketika membawa AK-47, granat, dan kepala terpenggal. (dailymail.co.uk)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...