Remaja Palestina Tewas Ditembak
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Seorang remaja Palestina berusia 17 tahun meninggal akibat ditembak ketika para demonstran bentrok dengan pasukan pendudukan Israel pada hari Senin (26/10) di Tepi Barat, kata polisi dan pejabat rumah sakit.
Tidak jelas apa yang memicu bentrokan di dekat kota Hebron itu. Namun warga Palestina marah dengan kebijakan Tel Aviv yang mengusir keluarga Palestina dari Yerusalem Timur, calon ibu kota negara Palestina di masa depan. Mereka juga memprotes pembangunan pemukiman Yahudi.
Bentrokan antara Israel dan Palestina telah menewaskan lebih dari 50 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya selama bulan Oktober saja.
Sedikitnya tujuh warga Israel tewas dalam serangan yang dilaporkan dilakukan oleh warga Palestina selama sebulan terakhir.
Abbas Bertemu Uni Eropa
Sementara itu, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, bertemu Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada Senin untuk membahas "langkah-langkah konkret" untuk meredakan gelombang kekerasan antara Israel dan Palestina.
"Kami membahas cara-cara agar Uni Eropa dapat berkontribusi untuk meredakan," kata Mogherini dalam komentar singkat.
Sementara Abbas mengulangi kritiknya terhadap apa yang dia katakan sebagai Israel "tidak menghormati" aturan di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, yang menimbulkan gelombang baru kekerasan.
"Situasi di Palestina sangat serius dan serius dan bahkan mungkin memburuk. Ini adalah ketakutan saya," kata Abbas. "Alasan utama adalah perasaan kecewa di kalangan generasi muda," yang merasa "tidak ada harapan," kata Abbas.
Abbas mendesak kembalinya negosiasi perdamaian, dan menyerukan Israel menghentikan pembangunan permukiman di Tepi Barat dan mencegah "serangan" di Masjid Al-Aqsa.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...