Remaja Rentan terhadap Godaan Berperilaku Seks Bebas
TENTENA, SATUHARAPAN.COM – ”Ada anak remaja yang dua kali melakukan aborsi tanpa diketahui orang tuanya,” ungkap Ferderika Amtiran, salah seorang peserta dalam ToF Life Skill Education yang difasilitasi Wahana Visi Indonesia ADP Poso dan YAPKESMAS (Yayasan Pelayanan Kesehatan Masyarakat) GKST. Sedihnya, lanjut Ferderika, ”Remaja itu dikenal sebagai anak yang baik di gereja.”
Bahkan, yang membuat perawat di YAPKESMAS ini miris, tak sedikit remaja yang merasa biasa-biasa saja melakukan hubungan seks di luar perkawinan dan akhirnya hamil. ”Mereka dengan sengaja minum obat untuk aborsi. Persoalannya, mereka sering minum tanpa tahu dosisnya dan itu bisa menyebabkan kematian,” tambah Ferderika.
Persoalan remaja memang kian kompleks. Di dunia digital, di mana segala macam informasi menyerbu dunia remaja bak air bah, membuat remaja menjadi golongan yang rentan terhadap godaan berperilaku seks bebas.
Karena itu, menurut Hostia Kelo, salah seorang fasilitator, ”Kita harus meluruskan pandangan remaja tentang pacaran. Pacaran itu bukan sekadar hubungan dekat. Pacaran itu adalah masa di mana dua orang yang saling menyukai belajar untuk mengasihi. Jadi, tidak untuk saling menjatuhkan. Masa pacaran adalah masa untuk tidak saling merusak, tetapi justru saling menjaga.”
Persoalannya memang, tambah Hostia, ”Banyak remaja beranggapan bahwa pacaran tidak lengkap kalau tidak cium-ciuman atau peluk-pelukan. Dan inilah tantangan yang harus dihadapi para pendamping remaja!”
editor: ymindrasmoro
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...