Resort di Laos Perdagangkan Satwa Liar
Laporan investigasi EIA: Ada restoran menawarkan menu daging harimau. Berencana memproduksi anggur tulang harimau. Satwa liar, termasuk yang terancam punah diselundupkan dari Asia dan Afrika. Pasar utamanya pengunjung dari China.
Baca Juga: Perdagangan Ilegal Harimau ke Tiongkok Meningkat
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Sebuah resort di wilayah Laos menawarkan ‘’taman wisata tanpa hukum’’ dengan target pengunjung dari China atau Tiongkok, untuk perjudian dan memperdagangkan satwa liar. Demikian dilaporkan sebuah kelompok advokasi, hari Kamis (19/3) yang juga menyebutkan adanya restoran yang menyajikan menu daging harimau.
Resort yang dalam laporan disebut ''Sin City'' atau Kota Dosa itu memiliki kasino, hotel, toko, restoran, lapangan tembak dan panti pijat. Namun pelanggan juga secara terbuka dapat membeli produk spesies langka" di Zona Ekonomi Khusus di Golden Triangle (GT SEZ) itu yang terletak di perbatasan antara Laos, Myanmar dan Thailand di Provinsi Bokeo Laos. Laporan hasil investigasi itu itu dikeluarkan oleh Environmental Investigation Agency (EIA).
Disebutkan di tempat itu pelanggan bisa membeli harimau, macan tutul, gajah, badak, trenggiling, burung enggang helm, ular dan beruang. Satwa liar itu, termasuk spesies yang terancam punah, yang diselundupkan dari Asia dan Afrika.
EIA, kelompok yang berbasis di London, bersama Education for Nature Vietnam (ENV), kelompok non-pemerintah untuk Pendidikan Alam Vietnam, juga mendokumentasikan restoran yang menawarkan makanan "tumis daging harimau", cakar beruang, dan daging trenggiling pada daftar menu mereka.
Selain itu, ada yang menampilkan ular python hidup dan anak beruang di kandang. Keduanya tersedia untuk menjadi masakan berdasarkan permintaan pelanggan.
Laos menjadi pusat berkembangnya perdagangan spesies langka dengan target turis asing, terutama dari negara tetangga China. Hal ini mendorong permintaan pada produk ilegal, menurut kelompok pegiat lingkungan itu.
Banyak orang Tiongkok percaya daging hewan langka dan bagian tubuhnya mengandung afrodisiak atau berkualitas obat.
Anggur Tulang Harimau
Laporan yang disampaikan dalam situs EIA menyebutkan resort itu juga punya rencana ambisius untuk memproduksi anggur tulang harimau. EIA dan ENV menemukan empat harimau di GT SEZ pada pertengahan 2014, tetapi pada Februari 2015 jumlahnya meningkat menjadi 35.
Penjaga senior di sana, menurut laporan itu, mengungkapkan tujuannya adalah untuk memperoleh total 50 betina harimau untuk berkembang biak untuk meningkatkan populasi menjadi 500 harimau dalam waktu tiga tahun dan 1.000 dalam jangka panjang. Hal itu untuk menghasilkan anggur tulang harimau untuk konsumsi di GT SEZ dan untuk ekspor ke China, melalui Yunnan.
Menurut laporan itu, GT SEZ dijalankan oleh perusahaan China, Kings Roma Group, yang memegang sewa kawasan itu selama 99 tahun dan memegang 80 persen saham dalam operasi. Pemerintah Laos memiliki saham sebasar 20 persen di GT SEZ. Kawasan itu dinyatakan sebagai sebuah daerah bebas bea dan mendapatkan perlindungan politik di tingkat tertinggi.
Gugus Tugas
Laporan EIA menyerukan agar Laos segera membentuk gugus tugas untuk mengatasi perdagangan ilegal itu dan menyita semua produk ilegal di Zona Ekonomi Khusus tersebut.
"China juga harus memahami bahwa melegalkan perdagangan dalam negeri itu untuk kulit harimau penangkaran tidak menghasilkan apa-apa selain mendorong permintaan konsumen," kata Debbie Banks, dari EIA dalam sebuah pernyataan.
Menurut laporan itu, zona ekonomi khusus Laos itu "muncul lebih sebagai perluasan China" dengan sebagian besar pekerja dari China dan menggunakan berbagai tanda dengan huruf China.
Pasar Utama: China
Tempat serupa juga bermunculan di Myanmar di mana beberapa kota perbatasan yang sering di luar kendali pemerintah pusat, telah menjadi pasar yang terbuka dan terkenal karena menjual hewan langka, seks dan judi bagi warga China yang berkunjung.
Selera berelebihan yang tampaknya tak pernah puas dari warga China terhadap daging hewan langka dan bagian tubuh lainnya juga menyebabkan aksi penyelundupan berkembang di sebagian besar wilayah Asia Tenggara.
Pihak berwenang di Vietnam dan Thailand secara rutin mengungkapkan dan menggagalkan mengangkut besar hewan langka menuju utara. Para pegiat konservasi mengatakan hal itu mungkin hanya sebagian kecil dari spesies yang berhasil diselundupkan ke China.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...