Reza Aslan: Yesus Mirip Kebanyakan Orang Palestina, daripada Kulit Putih
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Penulis buku terlaris, Reza Aslan, yang menulis Zealot: The Life and Times of Jesus of Nazareth, berpendapat bahwa secara historis Yesus tampak seperti kebanyakan orang Palestina. Ia menentang argumen oleh penyiar Fox News, Megyn Kelly yang menyatakan Rabu malam (Kamis pagi 12/12 WIB) bahwa “Yesus adalah seorang laki-laki kulit putih.”
“Nah, yang kita ketahui tentang Yesus adalah bahwa dia adalah orang Galilea. Sebagai warga Galilea, dia bisa disebut sebagai orang Yahudi Palestina. Yesus akan terlihat seperti kebanyakan orang Palestina saat ini,” kata Aslan dalam artikelnya di Washington Post (13/12).
“Jadi, kulitnya gelap, berbulu, mungkin hidung lebih panjang, dan rambut hitam.”
Namun, Aslan menegaskan bahwa budaya yang berbeda di seluruh dunia berbeda juga dalam melihat dan menafsirkan Kristus sesuai dengan mata mereka sendiri. Ini berarti bahwa dalam pengertian tersebut Kelly tidak akan salah untuk mengatakan bahwa Kristus adalah seorang kulit putih.
“Jika Anda pergi ke, misalnya, Gereja Kabar Sukacita di Nazareth, mereka telah menugaskan komunitas Kristen dari seluruh dunia untuk melukis gambaran Yesus dan ibunya Maria. Dan berdasarkan tampilan semua lukisan tersebut, Anda dapat melihat lukisan dari Amerika Serikat, Yesus pirang dan bermata biru,” kata dia.
“Ketika Anda melihat lukisan itu dari Guatemala, yang Anda lihat adalah Yesus dan Maria sebagai pekerja pertanian migran. Maksud saya, mereka tidak terlihat seperti pekerja pertanian migran. Maksud saya, mereka adalah pekerja pertanian migran. Ketika Anda melihat lukisan dari Cina, Yesus dan Maria adalah Cina, harfiah Cina. Ketika Anda melihat lukisan dari Thailand, Yesus dan Maria biru, seolah-olah mereka adalah dewa-dewa Hindu.”
Dia menambahkan bahwa dalam pengertian ini, Kelly benar, dan bahwa “Kristusnya berwarna berkulit putih.”
Dalam komentarnya pada Rabu, Kelly menanggapi tulisan Aisha Harris di Slate.com (10/12). Harris menyatakan bahwa citra Santa Claus sebagai seorang laki-laki kulit putih harus ditinggalkan. Seharusnya Santa adalah penguin saja supaya tidak ada perdebatan mengenai ras Santa Claus.
“Aku tergelak dan saya berkata ini konyol. Sebab, ada orang yang mengklaim bahwa bersikap rasis jika memiliki Santa kulit putih,” kata penyiar Fox News itu.
“Hanya karena itu membuat Anda merasa tidak nyaman tidak berarti itu harus berubah. Yesus adalah seorang laki-laki kulit putih juga. Ia seorang tokoh sejarah dan itu fakta terverifikasi, seperti Santa, saya hanya ingin anak-anak tahu itu.”
Dalam artikelnya, Aslan berpendapat bahwa alasan kekristenan menyebar begitu cepat di seluruh dunia dan merupakan agama yang paling populer saat ini adalah karena kekristenan adalah “ide yang tak terhingga mudah dibentuk”. Dan, kekristenan memungkinkan orang yang berbeda untuk mendefinisikan seperti apa Tuhan dalam bentuk manusia.
“Kekristenan memberi tahu Anda bahwa Allah adalah manusia, dan manusia adalah metafora wujud Tuhan dalam kekristenan, karena Allah menjadi manusia dalam bentuk Yesus,” kata Guru Besar Teologi Kristen yang seorang muslim taat ini.
“Namun, apa pun itu, bahwa dengan mengatakan Allah adalah manusia, itu memungkinkan Anda untuk kemudian menentukan siapa manusia itu. Jika Anda Cina, maka Allah adalah orang Cina. Jika Anda Timur Tengah, maka Allah adalah orang Timur Tengah. Jika Anda seorang pirang, bermata biru, perempuan sub-urban berkulit putih, maka Allah adalah pirang, bermata biru warga sub-urban.”
Buku Aslan telah menimbulkan kontroversi karena tidak bergantung pada Injil untuk penokohan Kristus. Sebaliknya, penulis mengeksplorasi bagaimana Yesus akan hidup dalam lingkungan sejarah waktu.
Zealot sedang disiapkan menjadi sebuah film, setelah baru-baru ini Lionsgate memperoleh hak. (christianpost.com)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...