RI-Papua Nugini Perkuat Kerja Sama Kesejahteraan
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Luar Negeri Papua Nugini memperkuat kerja sama untuk kesejahteraan kawasan.
Kedua menlu membahas peluang kerja sama yang menjadi kepentingan bersama di kawasan dan bersepakat untuk meningkatkan koordinasi dalam memperjuangkan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama.
"Sebagai negara tetangga dan sahabat dekat, kerja sama erat antara Indonesia dan Papua Nugini merupakan suatu yang alami," demikian disampaikan Menlu RI pada pertemuan bilateral dengan Menlu Papua Nugini, Rimbink Pato di sela sela pertemuan Sidang Majelis Umum PBB, New York pada hari Rabu (21/9).
Terkait dengan berbagai kerja sama bilateral, kedua menlu sepakat pentingnya untuk terus mengembangkan pengelolaan dan pembangunan kota-kota perbatasan. Dalam hal ini kedua Menlu menyambut baik pembahasan kerja sama pengelolaan perbatasan melalui rencana pertemuan Border Liaison Meeting (BLM), Joint Border Committee (JBC)
"Indonesia sebagai negara besar di kawasan selalu siap berkontribusi untuk memajukan perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan," kata Retno Marsudi.
Sementara itu Menteri Luar Negeri, Papua Nugini, Rimbink Pato mengharapkan Indonesia dapat terus mendukung berbagai kegaiatan peningkatan kapasitas MSG khususnya terkait kapasitas Sekretariat MSG.
"Kami akan mendirikan sekolah bahasa di berbagai kota yang akan mengajarkan beberapa bahasa asing termasuk bahasa Indonesia," kata Rimbink.
Menangapi rencana Pemerintah Papua Nugini, Retno mengatakan pendirian sekolah bahasa yang akan mengajarkan bahasa Indonesia akan dapat meningkatkan saling pengertian dan mendekatkan hubungan people-to-people contact.
Selama ini Papua Nugini merupakan salah satu negara yang secara rutin menjadi bagian dari program kerja sama teknis dan pengembangan kapasitas Indonesia. Program pelatihan kerja sama teknis yang dilaksanakan antara lain di bidang pembuatan batik, manajemen acara dan protokol, pengembangan produksi makanan, multimedia, kerajinan tangan, pariwisata, otomotif dan pengembangan hutan gambul dan restorasi pantai. Sejak 1999 hingga Agustus 2016 terdapat 276 masyarakat PNG yang telah ikut dalam 105 program tersebut.
"Program ini juga merupakan pencerminan bagian dari komitmen Indonesia sebesar USD 20 juta untuk peningkatan kapasitas negara negara pasifik tahun 2014-2019," tegas Retno.
Indonesia dan PNG adalah mitra dagang, total perdagangan kedua negara mencapai Rp. 221,94 Juta dengan ekspor RI ke PNG mencapai Rp 202 Juta pada 2015 dan impor RI ke PNG mencapai 19,63 Juta pada 2015. (Kemlu.go.id)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...